Intisari-online.com -Ketegangan antara Israel dan Palestina terus memuncak.
Minggu lalu roket Hamas menyerang dan serangan udara Israel terus berlanjut, membuat dunia geger.
Konflik bersenjata itu berubah menjadi perang yang berkecamuk dengan Covid-19 juga masih menghantui.
Serangan roket oleh Hamas dimulai seminggu yang lalu menarget Ashkelon, kota Israel yang dekat dengan Gaza, dan Tel Aviv.
Serangan itu merenggut 5 nyawa.
Melansir media India theprint.in, serangan dimulai setelah ketegangan meningkat atas paksaan pengusiran warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem.
Israel menyerang dengan mengirimkan serangan udara membunuh 35 warga Palestina.
Serangan juga menghasilkan pembunuhan beberapa pemimpin komando Hamas, yang diumumkan oleh kelompok militan itu sendiri, dan juga Israel.
Baca Juga: 47 Anak Palestina Tewas,Benjamin Netanyahu: Bukan Salah Israel, Itu Salah Hamas
Sembari konflik berlanjut, inilah profil Hamas, atau Harakat al-Muqawama al-Islamiya yang berarti Pergerakan Pertahanan Islam.
Hamas telah menjadi seragam militan yang dibentuk oleh Syekh Ahmed Ismail Hassan Yassin dari Ashkelon.
Ahmed Ismail Hassan Yassin lahir pada 1938 di Ashkelon yang dulunya bernama Al Majdel.
Ia mengakui ia pendiri Hamas setelah ia dan anaknya disiksa oleh tentara Israel selama interogasi di penjara, menurut buku karangan jurnalis Palestina berjudul Inside Hamas: The Untold Story of the Militant Islamic Movement.
Baca Juga: Makin Panas! Israel Klaim Ledakkan Bom ke Rumah Pimpinan Hamas, Bagaimana Nasibnya?
Chehab yang telah mendapat kepercayaan untuk menulis beberapa pemain kunci di Hamas, juga menulis bagaimana walaupun cacat tulang belakang, Yassin tumbuh menjadi pemimpin spiritual kelompok militan.
Ia dulunya hanyalah guru SD bahasa Arab biasa yang dikagumi warga Palestina.
Perjalanan dimulai tahun 1978 ketika Yassin mendirikan organisasi dengan pengikut besar yang kemudian dinamai 'Senyawa Islami'.
Ia juga mendapatkan dukungan dan berkolaborasi dengan Persaudaraan Muslim Mesir dan kelompok Islami lain di seluruh Gaza, Hebron, Nablus, dan Yerusalem.
Ketika serangan antara Israel dan Palestina lanjut berkobar beberapa tahun berikutnya menjadi Intifada Petama pada Desember 1987, Hamas sebagai organisasi dipimpin oleh fundamentalis Islam Sunni mulai maju.
Yassin yang kini pemimpin tanpa sengketa Palestina karena berkolaborasi dengan yang lain termasuk Syekh Salah Shehada dari Universitas Islam di Gaza, Issa Al Nasshaar, seorang insinyur dari Rafiah dan Abdul Fattah Dokhan, seorang kepala sekolah di antara mereka yang menciptakan Hamas.
Slogan mereka adalah 'Kebenaran! Pasukan! Kebebasan', tulis Chehab.
Saat itu Hamas dapat meraih popularitas cepat di dalam warga Palestina yang protes karena mampu mengisi ruang politik yang ditinggal oleh Yaseer Arafat, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang "bergerak menuju jalan kependudukan diplomatik", tulis jurnalis Anton La Guardia di bukunya, Holy Land, Unholy War: Israelis and Palestinians.
Baca Juga: Hamas Belum Juga Binasa, Benjamin Netanyahu: Israel Akan Terus Menyerang Jalur Gaza
"Dengan Intifada pertama memuncak pada 1988, PLO mencoba mengkapitalisasi pemberontakan dengan mengumumkan kemerdekaan, mengakui hak Israel untuk berdiri dan 'mengecam' terorisme," tulis La Guardia.
Namun menurut buku itu, Hamas mengatakan, "Tidak ada solusi bagi masalah Palestina kecuali dengan perang Jihad".
La Guardia juga mengatakan bagaimana Hamas 'mengimpor' taktik dari Hizbullah, partai politik Islami Syiah Lebanon yang juga lkelompok militan.
Ia juga menambahkan jika Hamas yakin dalam menyerang target sipil, bukan bangunan militer.
Sementara Yassin dibunuh tahun 2004 dalam serangan Israel, gerakan yang ia mulai berlanjut dalam kekuatan penuh dengan kelanjutannya dipegang oleh deputinya Abdel Aziz Ali Abdul Majid al-Rantisi, yang dikenal sebagai 'Singa Palestina'.
Saat ini, Hamas dipimpin oleh Ismail Abdel Salam Ahmed Haniyeh, yang mengepalai sayap politik kelompok itu dan menjadi 'mitra dekat' bagi Yassin, yang bebaskan dia memanjat peringkat unggulan dalam waktu dekat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini