Ialah Pratu Tosan yang kemudian ditembak dari jarak dekat dan meninggal dunia, segera saja peralatannya berupa radio dan senjatanya dirampas kelompok Fretilin tersebut.
TNI segera membalasnya dengan beberapa hari kemudian mereka berpencar di wilayah tumbangnya Pratu Tosan seperti gerakan 'obat nyamuk' berupa menyisir dalam gerakan memutar di sektor masing-masing.
Beberapa waktu kemudian terjadi kontak senjata, ketika prajurit Kompi A bersama komandannya Kapten Kasman Soleman dari Kotamobagu, Sulawesi Utara, menemukan jejak dan berhasil menemukan persembunyian salah satu kelompok anak buah 'Selalu Mau'.
Akhirnya kontak senjata terjadi, dan dua gerilyawan Fretilin tewas dan satu pucuk senjata SP1 direbut.
Pasukan Yonif 541 kemudian bergerak lagi menggantikan posisi Batalyon 320 yang akan ditarik.
Mereka kemudian sampai di wilayah Bibiliu, Viqueque, dan ditempatkan di pinggir desa Buicaren.
Pasukan dibagi menjadi dua satuan tugas (satgas), satgas pertama terdiri dua kompi terbagi dalam 16 tim, bertugas mengamankan permukiman di Buicaren, Luca, Clalerek Murtin, dan Dilor, serta pengamanan rute perbekalan umum (RPU) antara Viqueque-Dilor dan Viqueque-Beaco, desa di pinggir laut di selatan Viqueque.
Dua kompi lain terbagi dalam 16 tim, menjadi pasukan mobil yang bergerak terus-menerus di Bibiliu Complex.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR