Intisari-Online.com -Israel terus melakukan serangan besar-besaran di Jalur Gaza yang menjadi markas Hamas hingga Rabu (12/5/2021).
Serangan membabi buta yang dilakukan oleh Israel sendiri benar-benar tidak berimbang jika dikaitkan dengan kekuatan Hamas.
Kala Hamas hanya mampu menggunakan rudalnya untuk menyerang, Israel justru menerjukan pesawat-pesawat tempur tercanggihnya.
Tidak main-main, jumlah pesawat tempur yang dikirimkan Israel ke Jalur Gaza mencapai 80 pesawat.
Mereka diterbangkan dengan memiliki misi khusus yaitu mengancurkan situs-situs peluncuran roket kelompok Hamas.
Jumlah tersebut dikonfirmasi langsung oleh juru bicara IDF Hidai Zilberman yang menyebut seragan udara tersebut diluncurkan untuk "menetralkan seutuhnya" fasilitas roket Hamas.
Serangan udara tersebut memang telah menimbulkan banyak korban jiwa termasuk komanda Hamas di Kota Gaza, Bassem Issa.
Hanya saja, fakta di lapangan menunjukkan bahwa serangan udara Israel turut menewaskan anak-anak dan wanita, termasuk ibu hamil.
Reema Telbani, yang tengah hamil, tewas bersama anaknya akibat serangan udara Israel yang menghantam rumah mereka di Tel al-Hawa Kota Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza sendiri telah melaporkan 67 orang termasuk 16 orang anak-anak menjadi korban serangan Israel.
Sementara itu di pihak Israel disebutkan enam orang meregang nyawa dengan satu orang anak termasuk di dalamnya.
"Israel membom warga sipil di rumah mereka karena mereka tidak dapat menghadapi pria dari perlawanan," kata seorang wanita, yang hanya menyebut namanya sebagai Umm Hassan, seperti dikutip dariKontan.co.id.
"Kami lebih mudah menjadi sasaran bagi mereka."
Pernyataan ini menjadi menarik jika merujuk pada keputusan Israel untuk menggunakan pesawat cacat dalam serangan udara mereka ke Gaza.
Ya, serangan udara Israel tersebut melibatkan penggunaan salah satu jet tempur paling canggih mereka yang sebenarnya memiliki beberapa kecacatan.
Padahal, jet tempur tersebut diklaim sebagai salah satu yang tercanggih di dunia bahkan juga memiliki harga yang sangat fantastis.
DilansirBloomberg, pesawat ini memiliki 13 cacat serius, termasuk di antaranya masalah retak dan akurasi.
Perangkat lunak yang digunakan pada hampir seluruh fungsi pesawat ini juga memiliki hampir 900bug.
Temuan tentang kecacatan tersebut diungkapkan sendiri oleh Direktur uji operasional dan evaluasi Pentagon dalam laporan yang dirilis awal 2021 ini.
Terkait keakuratan, masalah ini disebut-sebut sangat unik, sebab meriam empat laras 25 milimeter memiliki maslaah pada penyelarasan moncong.
“Akibatnya,” tulis laporan tersebut, “kesejajaran sebenarnya dari masing-masing senjata F-35A tidak diketahui.
"Hal inilah yang membuat program ini mempertimbangkan opsi untuk mengoreksi kembali dan mengoreksi kesejajaran senjata.”
Tahukah Anda pesawat apa yang dimaksud? Ya, pesawat yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah jet tempur F-35.
Pesawat buatan AS yang penjualannya di Timur Tengah sangat tergantung pada persetujuan dari Israel, negara yang jadi pengguna utamanya.
Padahal, mereka masih memiliki beberapa jet tempur lain yang bebas dari kecacatan seperti F-16.
Semoga bukan untuk membiarkan rakyat sipil menjadi korban kecacatan tersebut.