Penulis
Intisari-Online.com – Kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel ternyata membuat banyak orang membenci aksi mereka.
Bahkan aksi ‘mengutuk’ kejahatan yang dilakukan Israel pun dilakukan oleh para mahasiswa.
Sempat viral di media sosial mengenai aksi para mahasiswa dari kampus Harvard.
Sempat terekam kamera, para mahasiswa itu meninggalkan kelas dengan diam sembari membawa spanduk.
Apa yang terjadi?
Rupanya dosen tamu yang sedang mengajar saat itu adalah Dani Dayan yang merupakan konsulat jenderal dari Israel.
Dari unggahan akun dengan nama @JehadAbusalim, terlihat aksi para mahasiswa ini terekam kamera.
"Mahasiswa Harvard protes dengan cara walk out dari pelajaran yang diberikan oleh konsulat jendral Israel, Dani Dayan dengan judul Strategi Legal untuk Perjanjian Israel atau dengan kata lain perjanjian legal untuk melanggar hukum internasional," tulis akun tersebut dalam unggahannya.
Dalam unggahan tersebut terlihat jelas para mahasiswa hanya berjalan keluar kelas dalam diam tanpa berkata-kata.
Para mahasiswa tersebut juga membawa kertas spanduk dengan tulisan “Perjanjian Israel adalah Kejahatan Perang.”
Rupanya dalam perkuliahan tersebut, Dayan mengatakan kalau Israel memiliki hak penuh untuk seluruh area Eretz.
Dayan juga dengan santainya mengatakan bahwa perjanjian Geneva dan Regulasi Hague tidak berpengaruh dalam kasus tersebut.
Sejak berita ini ditulis, video tersebut kemudian menjadi viral dan telah ditonton sebanyak lebih dari 322 ribu kali.
Melansir dari Middleeasteye, diperkirakan sekitar 100 mahasiswa ikut dalam aksi protes tersebut.
Ketika para mahasiswa itu mulai keluar satu per satu, Dayan sempat menggerutu sambil berkata, “Aku ingat melakukan hal seperti ini saat TK.”
Para mahasiswa itu pun meninggalkan Dayan hampir sendirian di dalam kelas tersebut.
Salah seorang mahasiswa peserta aksi itu kemudian menceritakan aksi yang terjadi.
"Membuat 100 orang berdiri bersamaan dan diam, pasti akan menimbulkan efek luar biasa," kata Samer Hjouj selaku salah satu partisipan.
Perjanjian Israel tersebut memang sudah sangat kontroversial sejak dulu.
650.000 rakyat Israel dengan santai hidup dan menduduki West Bank Palestina, akibat perjanjian itu.
Menurut hukum internasional, perjanjian tersebut adalah ilegal, bahkan dianggap sebagai kejahatan perang.
Hamzah Reza, selaku peserta aksi dan juga alumni dari Harvard mengatakan aksi tersebut merupakan tanda yang baik.
Dia mengakui kalau aksi tersebut bisa menjadi bukti bahwa masyarakat muda di Amerika Serikat telah paham dan berkembang menjadi pendukung hak kemanusiaan masyarakat Palestina. (Angriawan Cahyo Pawenang)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari