Intisari-Online.com - Wajah Israel bak tercoreng setelah Hamas berhasil menembus sitem pertahanan udara Iron Dome alias Kubah Besi yang selama ini dibangga-banggakan Israel untuk melindungi wilayahnya dari serangan udara.
Sistem pertahanan rudal tersebut berfungsi sebagai penangkal rudal yang diluncurkan ke arah Israel.
Militer Israel mengklaim bahwa sejauh ini alat tersebut telah berhasil melumpuhkan roket–roket yang diluncurkan ke wilayah mereka.
Namun, Hamas berhasil mematahkan klaim Israel tersebut.
Melansir The Times of Israel, Selasa (11/5/2021), sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa mereka menggunakan jenis baru rudal "Sijeel" untuk menyerang kota-kota Israel hari ini.
Hamas mengklaim bahwa rudal tersebut berhasil melewati sistem pertahanan Iron Dome Israel.
"Untuk pertama kalinya, kami memanfaatkan taktik penembakan rudal Sijeel ke Ashkelon, yang memiliki kekuatan penghancur tinggi dan berhasil mengatasi Iron Dome," kata Brigade Izz al-Din al-Qassam dalam sebuah pernyataan.
Media Ibrani telah melaporkan bahwa kerusakan sementara di Iron Dome dan volume besar roket yang ditembakkan dalam kurun waktu singkat mungkin telah berkontribusi pada kemampuan untuk menghantam kota tersebut.
Akun Instagram @infokomando juga mengunggah 2 slide video tentang pertempuran antara Milisi Hamas dan Israel yang didominasi perang roket dan rudal pencegat di udara.
Pada Slide 1, video menunjukkan rudal Iron Dome merespon datangnya ancaman roket dari luar perbatasan.
Kemudian pada slide 2, video menunjukkan Rudal Iron Dome berhasil mencegat roket Hamas namun beberapa berhasil lolos memasuki Israel.
Secanggih apapun sistem pertahanan udara suatu negara tetap bisa ditembus dengan banyaknya roket yang ditembakkan dari darat.
Hamas yang hanya menggunakan peluncur tunggal dan Multiple Launch Rocket System (MLRS) jarak sedang saja mampu membuat Iron Dome kewalahan apalagi yang dilengkapi MLRS setingkat Astros, Himars, M270, TOS dan lainnya.
Berbicara mengenai peluncur MLRS, ternyata TNI AD sudah lama memilikinya yakni MLRS Atros.
Mengutip tniad.mil.id, Sabtu (31/8/2019) beberapa tahun silam, satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD menerima Multiple Launch Rocket System (MLRS) ASTROS (Artillery Saturation Rocket System) dari Avibras, Brasil.
Kedatangan peluncur roket multi laras ini menambah kemampuan Armed TNI AD dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Sebelum kedatangan MLRS Astros, satuan Armed TNI AD seolah-olah terkekang pada tupoksi mendukung berbagai gerak manuver dengan memberikan bantuan tembakan.
Namun ketika Astros datang, kemampuan Armed TNI AD mengalami upgrade dimana sebagai bantuan tembakan menjadi penghancur sasaran secara mandiri atau istilahnya Artillery Strike.
Saat ini satuan Armed Roket ASTROS yang ada di Indonesia adalah Yonarmed-10/Kostrad dan Yonarmed-1/Kostrad yang berkedudukan langsung di bawah Danmenarmed Kostrad.
Lantas seberapa mengerikan MLRS Astros TNI AD ini?
Mengutip military-today.com, Astros mempunyai jenis roket SS-30, SS-40, SS-60, dan SS-80.
Keempat jenis roket itu mempunyai spesifikasi masing-masing yang bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Keempatnya menggunakan motor roket jenis double-base propellant.
Sedangkan kaliber terkecil dari Astros ialah 127mm (SS-30) bertabung 32 buah.
Roket SS-30 berhulu-ledak HE (High Explosive) memiliki panjang 3,9 meter dan berat 68 kg per unitnya.
Roket SS-30 ini mampu menjangkau sasaran sejauh 30 km.
SS-40, mempunyai jarak jangkau 15-35 km dengan berbagai jenis hulu ledak baik HE, cluster atau Dual Purpose 9DP).
SS-60 mempunyai jarak jangkau 20-60 km yang bisa mencapai sasaran di jarak 60 km hanya 117 detik usai diluncurkan.
SS-80 dengan jarak jangkau 90 km dan bisa dimuati senjata kimia mematikan untuk melakukan perang bio-kimia.
Sebenarnya masih ada SS-150 dengan jarak jangkau sejauh 150 km dan AV/MT-300 MT, daya jelajahnya bisa menjangkau 300 km.
Dalam uji penembakan tercatat MLRS Astros dapat meratakan sasarannya seluas 1 hektar area. (Seto Aji/Sosok.ID)