Intisari-Online.com - Polisi Israel terlibat dalam bentrokan yang menyebabkan 205 warga Palestina mengalami luka-luka.
Pihak polisi Israel sendiri ada sebanyak 17 petugas yang mengalami luka-luka dari peristiwa tersebut.
Peristiwa brutal tersebut terjadi pada Jumat malam (7/5/2021) waktu setempat.
Dalam bentrokan itu, warga Palestina sendiri bersenjatakan batu, sementara polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah mereka.
Melansir BBC, insiden bermula dari ancaman pengusiran warga Palestina dari wilayah mereka yang diakui warga Yahudi sebagai permukiman miliknya.
Puluhan ribu warga Palestina datang ke Masjid Al-Aqsa jelang malam Lailatul Qadar yang suci. Setelah salat, banyak yang tidak langsung pulang.
Mereka mengikuti aksi protes menentang pengusiran warga Palestina dari wilayah yang diklaim milik warga Yahudi, hingga bentrok pecah melawan Polisi Israel.
Kebrutalan Israel pun dikecam dunia, seperti dilansir dari The Jerusalem Post (8/5/2021, Badan-badan Arab di seluruh Timur Tengah secara luas mengutuk kekerasan polisi Israel selama bentrokan dengan jemaah di Masjid Al-Aqsa.
Gerakan Islam di Israel mengutuk tindakan Polisi Israel dan menuntut agar mereka segera menarik pasukan dari kawasan Temple Mount tersebut.
Mereka juga menuntut keluarga Palestina untuk tetap dapat meningkatkan perjalanan ibadah ke masjid, terutama pada hari ke 28 Ramadhan, yang dimulai pada Sabtu malam (8/5/2021).
Komite Tindak Lanjut Tinggi untuk Warga Arab Israel, sebuah organisasi ekstra-parlementer yang mewakili warga Arab-Israel, menyerukan protes di semua kota Arab melawan untuk 'teror pendudukan di Yerusalem.'
Sementara Sekretaris Jenderal Jihad Islam mengatakan pada Jumat (7/5/2021) bahwa "tidak mungkin untuk mentolerir apa yang terjadi di Yerusalem, dan musuh harus siap-siap dengan respons kita setiap saat."
Ketegangan Umat Yahudi dan Jemaah Muslim sendiri kerap terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Masjid ini merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, keduanya di Arab Saudi.
Bentuknya saat ini dibangun pada abad ketujuh oleh khalifah Islam kedua, Omar, di situs Kuil Yahudi Kedua yang dihancurkan Romawi sekitar tahun 70 Masehi.
Situs tersebut pun dihormati dalam Yudaisme karena di dalamnya ada Kuil Pertama dan Kedua. Dalam bahasa Ibrani disebut Har HaBayit atau Temple Mount.
Menyimpan berbagai sejarah dan peristiwa, berikut ini fakta-fakta Masjid Al-Aqsa:
1. Kiblat pertama bagi umat Islam
Kini Umat Muslim berdoa ke arah Ka'bah di Arab Saudi, namun di masa sebelumnya, arah yang harus dihadapi selama salat adalah ke arah Tempat Suci di Yerusalem, yaitu tempat Al-Aqsa sekarang berdiri.
Nabi Muhammad kemudian diperintahkan untuk mengambil Ka'bah sebagai kiblat melalui Surat Al-Baqara, sehingga beralihlah kiblat Umat Muslim ke Ka'bah di Arab Saudi.
2. Terdiri bukan hanya satu masjid
Meski Al-Aqsa sering dianggap sebagai bangunan tunggal, nyatanya situs tersebut sebenarnya terdiri dari beberapa masjid, seperti Masjid Buraq dan Masjid Marwani.
Untuk menghindari kebingungan, kompleks yang lebih luas di mana Al-Aqsa berada biasanya disebut sebagai Al-Haram Ash-Sharif (Tempat Suci Yang Mulia).
Baca Juga: Bisa Sebabkan Malapetaka, Inilah Sebabnya Ada Pasangan Weton yang Dilarang Menikah
3. Kubah batu dikatakan sebagai salah satu kubah Islam pertama dalam sejarah
Kubah emas legendaris mungkin adalah hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika memikirkan Al-Aqsa.
Ternyata, kubah batu masjid ini diyakini sebagai kubah pertama yang pernah digunakan dalam arsitektur Islam, sebelum menjadi pokok masjid Islam.
Konon, awalnya terbuat dari kayu, baru kemudian kubah ini dengan potongan marmer dan lapisan emas khas oleh Khalifah Utsmaniyah Suleiman Agung.
4. Tempat Al Gazhali melahirkan karya legendarisnya
Al Gazhali adalah seorang filsuf, ulama, dan teolog muslim asal Persia yang menyumbang jasa besar bagi perkembangan Islam.
Al Gazhali dikatakan pernah mendiami Masjid Al Aqsa selama beberapa tahun lamanya.
Periode tersebut ia gunakan untuk melahirkan The Ihyaa Ulum Al-Dim atau Ihya Ulumuddin atau Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama.
Bahkan hingga kini, masih ada bangunan lama yang dipercaya adalah bekas kamarnya yang berada di kompeks Masjidil Aqsa.
Baca Juga: Ramai Disebut Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK Setingkat TWK CPNS, BKN Akhirnya Buka Suara
5. Pernah dijadikan tempat limbah
Meski Al Haram Asy Syarif adalah tempat suci bagi beberapa agama dan keyakinan, namun ada satu masa kompleks tersebut justru dijadikan tempat pembuangan sampah.
Itu terjadi pada masa Kekaisaran Romawi, dimana waktu itu Kaisar Romawi dari masa 41 M hingga 54 M mengasingkan Yahudi karena kaum Yahudi selalu membuat kerusuhan.
Akibatnya, kompleks Al-Aqsa dijadikan tempat pembuangan limbah selama beberapa waktu.
Kemudian, Khalifah Umar Bin Khattab akhirnya membersihkan Al Haram Asy Syarif dari kotoran-kotoran sampah di sana, yang dari semula diletakkan untuk menghina umat Yahudi.
6. Masjid Al-Aqsa juga merupakan kompleks pemakaman
Ternyata, kompleks Masjid Al-Aqsa juga merupakan kompleks pemakaman.
Namun, tidak jelas siapa saja dan berapa orang yang sudah dimakamkan di wilayah Al Haram Asy Syarif.
Beberapa tulisan sejarah mengatakan bahwa yang dikebumikan di wilayah suci ini adalah para sahabat dari Nabi Muhammad SAW.
7. Al-Jami' al-Aqsha pernah rusak terbakar
Pada tahun 1969, pernah terjadi kebakaran yang melahap Al-Jami' al-Aqsha. Kebakaran tersebut memusnahkan bagian tenggara dari Masjid Al-Aqsa.
Mimbar Salahuddin yang ternama merupakan salah satu yang terbakar dari kobaran api tersebut.
Akibat peristiwa pembakaran ini, orang Palestina dan Israel sempat bersitegang saling menuduh soal siapa yang menyulut kobaran api.
Setelah diselidiki ternyata api disulut oleh seorang zionis Australia bernama Denis Michael Rohan.
Pihak Israel sempat mengadili Rohan atas aksinya tersebut. Namun, tak berapa lama , Rohan dibebaskan dengan alasan ia tidak waras.
(*)