Kisah Lucu di Sekitar Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, saat Sosok Pemimpin Negara Ini Minum Air Kobokan di Rumah Makan Langganan Bung Karno, Ini yang Terjadi Selanjutnya

Khaerunisa

Editor

Presiden Sukarno bersama Presiden Mesir Gamal Abdul Naser dan Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru.
Presiden Sukarno bersama Presiden Mesir Gamal Abdul Naser dan Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru.

Intisari-Online.com - Konfrensi Asia-Afrika tahun 1955 atau Bandung Conference, yang diselenggarakan di Bandung Indonesia, sampai saat ini terus diperingati.

Itu merupakan hari bersejarah di mana 29 negara Asia-Afrika berkumpul untuk membahas masalah yang tengah terjadi di dunia pasca Perang Dunia II berakhir.

Bahkan, diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, sempat membuat khawatir Menteri Luar Negeri Amerika John Foster Dulles.

Mengutip blackpast.org, Dulles menentang penyelenggaraan KAA dengan alasan bahwa pertemuan akan menawarkan forum bagi negara-negara Komunis untuk mengkritik Barat.

Baca Juga: Berkumpulnya 29 Negara dalam Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955 yang Dipelopori Indonesia Menghebohkan Dunia, Ternyata Pertemuan Itu Juga Membuat Khawatir Negara-negara Barat, Kenapa?

Dia juga khawatir bahwa peserta konferensi tersebut akan mengutuk aliansi militer pimpinan Amerika dan Inggris seperti SEATO dan CENTO.

Pemerintah Inggris dan Prancis juga sangat prihatin tentang pengaruh KAA terhadap koloni mereka di Afrika.

Hingga pemerintah Inggris secara aktif melarang Gold Coast dan Federasi Afrika Tengah mengirimkan perwakilannya ke Konferensi.

Begitu pentingnya pertemuan ini bagi negara Asia-Afrika terutama yang baru merdeka, juga dianggap sebagai salah satu warisan Indonesia untuk perdamaian dunia, ternyata ada kisah lucu di sekitar KAA ini.

Baca Juga: Disepakati 29 Pemimpin Dunia, Inilah Isi Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955

Melansir Kompas.com (13/4/2015), kisah itu diungkapkan Padlie Badjuri, dalam buku bertajuk Warna-Warni KAA 1955 yang akan dibagikan kepada para delegasi peringatan ke-60 KAA.

Salah satu kisahnya datang dari Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.

Ketika Perdana Menteri India tersebut makan di Rumah Makan Madrawi di Jalan Dalam Kaum Bandung, ada kejadian tak terduga yang disaksikan pemilik rumah makan tersebut.

Rumah Makan Madrawi sendiri merupakan tempat makan yang kerap dikunjungi Presiden pertama Indonesia, Soekarno, Ali Sastroamidjojo, dan Ruslan Abdulgani, karena rasa makanannya yang dinilai sangat lezat.

Baca Juga: Pimpin Sidang Konferensi Asia Tahun 1955 yang Membuat Takjub Dunia, Inilah Ali Sastroamidjojo, Kiprahnya Sudah Ditunjukkan Sejak Muda

"Soekarno sejak mahasiswa sering makan di sini. Ia memiliki kesukaan sepiring nasi dengan sate ayam, gulai kambing, es teh manis, dan pisang ambon.

"Kalau lagi punya duit, dia bayar. Kalau enggak, besok baru datang lagi sambil bayar yang kemarin," ujar pemilik Rumah Makan (RM) Madrawi, Padlie Badjuri, dalam buku bertajuk Warna-Warni KAA 1955.

Pertemanan Padlie dengan Soekarno pun terus berlanjut, hingga saat diselenggarakannya KAA di Bandung, Presiden Soekarno pun menyarankan sate dan gulai RM Madrawi jadi menu sajian bagi delegasi konferensi tersebut.

Namun, sate ayam dan kambing yang disajikan tidak menggunakan tusuk sate bambu, tetapi stainless agar kehangatannya tetap terjaga. Makanan tersebut dikirim sehari dua kali ke Gedung Pakuan.

Baca Juga: Keberhasilannya Diagung-agungkan di Rusia, Ternyata Yuri Gagarin Juga Dianugerahi Penghargaan oleh Presiden Soekarno, Kini Patungnya pun Ada di Indonesia

Meski setiap hari dikirim ke Gedung Pakuan, tetap banyak delegasi yang makan langsung di RM Madrawi, salah satunya Perdana Menteri (PM) India Jawaharlal Nehru.

Pada suatu hari, ia bersama beberapa orang lainnya memesan sate kambing dan nasi rames.

Saat ituah sebuah kejadian unik terjadi dan menjadi salah satu kisah lucu di sekitar Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.

Sebelum pesanan datang, para pelayan seperti biasa meletakkan kobokan untuk mencuci tangan.

Baca Juga: Termasuk Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, India dengan Cepat Berikan Dukungannya Tak Lepas dari Kecerdikan Sosok Ini

Namun tanpa disangka, kobokan cuci tangan tersebut diminum oleh PM Nehru.

"Untung baru sedikit. Saya langsung cegah," ujar Padlie.

Tak marah ataupun tersinggung, Nehru sendiri menyambut kejadian tersebut dengan tertawa.

Meski begitu, setelah peristiwa tersebut, Padlie terus mengawasi kegiatan di meja itu karena khawatir kejadian serupa terulang.

Baca Juga: Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling 'Mengubah Kesetiaan', Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

Itulah salah satu kisah lucu di sekitar Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.

Sayangnya, RM Madrawi yang berjaya pada tahun 1955 tidak beroperasi lagi sejak tahun 1987.

Dulu, rumah makan tersebut terletak di dekat Masjid Agung Bandung.

Berbicara tentang Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru. Ia juga merupakan sosok yang punya peran penting saat Indonesia berkonflik dengan Belanda (1945-1949), hingga menjalin kedekatan dengan Presiden Soekarno.

Baca Juga: Diplomasi Selesaikan Konflik Indonesia-Belanda, Sosok Ini Dikenal Jadi Ujung Tombaknya, Pimpin Perundingan dengan Belanda hingga Lakukan Diplomasi Beras ke India

Kedekatan Jawaharlal Nehru dengan Bung Karno Terus Dikenang

India sendiri merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pada 2 September 1946, Jawaharlal Nehru memberikan pengakuan kemerdekaan secara resmi kepada Indonesia.

Bukan hanya itu. Pada tahun 1949, Nehru juga mencetuskan digelarnya Konferensi Asia di India yang menghasilkan Resolusi New Delhi.

Konferensi tersebut diselenggarakan untuk menghimpun kekuatan negara-negara Asia dalam melawan kolonialisme dan imperialisme di kawasan Asia.

Baca Juga: Inilah Isi Resolusi New Delhi 1949, Dukungan Negara-negara Asia untuk Indonesia yang Hendak Kembali Dikuasai Belanda

Dalam Konferensi Asia, India juga mengajak negara-negara Asia untuk mendukung Indonesia yang sedang berjuang melawan Agresi Militer Belanda II.

Dukungan negara-negara Asia untuk Indonesia yang dicetuskan Nehru itu pun mampu membuat PBB dan Amerika Serikat berbalik mendukung Indonesia untuk merdeka dan terlepas dari penjajahan Belanda.

Sementra itu, PM Nehru dan Presiden Soekarno memiliki hubungan dekat. Meski, hubungan dekat mereka juga pernah agak terganggu ketika di era Perang Dingin kiblat India ke sosialis, sementara Indonesia kelak mengacu ke Barat.

Di India, figur Soekarno dan kedekatannya dengan almarhum Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru juga dikenang kuat.

Baca Juga: Tak Hanya Negara-negara Asia, Ini Negara Benua Afrika yang Hadir dalam Konferensi Asia untuk Indonesia tahun 1949

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait