Intisari-Online.com - Rusia menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.
Bahkan Rusia menempati peringkat ke-2.
Rusia hanya kalah dari Amerika Serikat (AS) yang menempati peringkat ke-1.
Walau begitu, teknologi dan senjata Rusia tak kalah mematikan dibanding milik militer AS.
Salah satunya senjata yang satu ini.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (27/4/2021), Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkanmeluncurkan roket menakutkan yang dapat menghancurkan rudal luar angkasa AS.
Laporan itu terbongkar setelah video dari outlet media Rusia menunjukkan peluncuran sistem pertahanan rudal anti-balistik (ABM) di lokasi uji coba Sary Shagan di Kazakhstan.
Itu terjadi di tengah ketegangan yang berkobar antara Rusia dengan negara-negara Barat dan Ukraina atas penempatan militer di Eropa Timur.
Diketahui sistem ABM Rusia dilaporkan dirancang untuk melindungi dari serangan rudal balistik.
Biasanya rudal ditembakkan ke penerbangan luar angkasa sub-orbital sebelum menghantam Bumi.
Mayor Jenderal Sergei Grabchuk, komandan unit pertahanan anti-rudal Angkatan Udara Rusia, mengatakan bahwa roket baru itu dapat melaju dengan kecepatan lebih dari tiga km per detik.
"Rudal pencegat baru sistem ABM dengan andal membuktikan karakteristik yang melekat."
"Sementara tim tempur berhasil menyelesaikan tugas tersebut, menyerang target tiruan dengan akurasi yang diperlukan."
Rekaman video lain yang dirilis oleh Moskow menunjukkan latihan di wilayah Saratov, tempat rudal anti-tank baru dikerahkan.
Pusat Pelatihan Peperangan Artileri 631, sebuah akademi militer, melakukan latihan badai baja dengan rudal anti-tank Khrizantema, Kornet-E, Vikhr dan Tornado-G dan peluncur mortir Msta-S.
Kepala Pasukan Rudal dan Artileri, Letnan Jenderal Mikhail Matveyevsky, mengatakan: "Calon akademi kami menghabiskan 80% waktu belajar mereka di lapangan."
Dalam pidato kenegaraan tahunannya,Presiden Putin mengklaim negara-negara seperti AS dan Inggris sedang mencoba untuk mengganggu Rusia.
“Kami tidak ingin memulai," kataPresiden Putin.
"Tetapi jika seseorang menafsirkan niat baik kami sebagai kelemahan, reaksi kami akan asimetris, cepat dan kasar."
"Kami akan memutuskan sendiri dalam setiap kasus di mana garis merah berada.":
Kepala M16 Richard Moore mengatakan Putin akan membayar harga yang sangat mahal jika Rusia menginvasi Ukraina.
“Rusia benar-benar menganggap remeh Inggris dalam masalah ini."
"Dan mereka sama sekali tidak ragu menekan posisi pemerintahan AS Joe Biden dalam masalah ini"
Terakhir, ada infor bahwaRusia menarik kembali lebih dari 100.000 tentara yang ditempatkan di perbatasan Ukraina pada Minggu ini.