Dicap Saling Bermusuhan, Nyatanya Para Umat Muslim Bersatu untuk Selamatkan Orang Yahudi Selama Pembantaian Holocaust, 'Tanpanya, Aku dan Ibuku Bisa Langsung Terbunuh'

Mentari DP

Penulis

Kisah umat Muslim yang menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.
Kisah umat Muslim yang menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.

Intisari-Online.com -Holocaust menjadi salah satu kejadian paling mengerikan dalam sejarah.

Bagaimana tidak,Holocaust adalah kejadian penyiksaan dan pembantaian terhadap sekitar enam juta orang Yahudi oleh rezim Nazi dansekutunya.

Ketika Nazi berkuasa pada 1933, mereka mulai melucuti properti, kebebasan, dan hak-hak orang Yahudi.

Baca Juga: Kapal Nuklir Negara Lain MulaiTinggalkan Laut China Selatan, MendadakMiliter China Kirim Kapal Paling Canggihnya ke Lokasi Sengketa Ini,Ditugaskan Langsung oleh Xi Jinping!

Disebutkan bahwa Holocaust dimulai pada 1941 hingga 8 Mei 1945.

Meski sudah terjadi puluhan tahun lalu, kengerian terkait Holocaust masih terus membayangi korban-korbannya. Khususnya korban yang selamat.

Dan para orang Yahudi ini mengaku berterima kasih pada orang Muslim?

Kenapa?

Dilansir daritime.com pada Senin (26/4/2021), dalam sebuahHari Peringatan Holocaust di New York pada tahun 2017, sebuahkelompok nirlaba global bernama I Am Your Protector, yang menyoroti kisah-kisah umat Muslim yang tidak banyak diketahui orang.

Di mana para Muslim itu rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi daripembantaianselama Perang Dunia II.

Baca Juga: Baju Keselamatan Milik KRI Nanggala-402 Ditemukan Mengapung di Kedalaman 838 Meter,KSAL Konfirmasi 53 Prajurit Terbaik Telah Gugur, 'Mereka Mungkin Tak Sempat Memakainya'

Meskipun kedua kelompok agama ini sering ditampilkan selalu bermusuhan, tetapi pameran ini mengingatkan bahwa mereka juga memiliki sejarah penting.

Apalagi kedua para umat Muslim dan Yahudi saling bekerja sama dan gotong royong.

Kisah-kisah itu termasuk kisah Khaled Abdul Wahab, yang melindungi sekitar dua lusin orang Yahudi di Tunisia, dan Abdol Hossein Sardari, seorang diplomat Iran yang berjasa membantu ribuan orang Yahudi melarikan diri dari tentara Nazi dengan memberikan paspor kepada mereka.

Kelompok itu juga mengakui Pilkus, sebuah keluarga Muslim di Albania yang menampung Johanna Neumann yang masih kecil dan ibunya di rumah mereka selama kejadian di Jerman.

Mereka lantas meyakinkan orang lain bahwa keduanya adalah anggota keluarga yang berkunjung dari Jerman.

"Mereka mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan kami," kata Neumann, yang sekarang berusia 86 tahun.

"Jika diketahui bahwa kami adalah orang Yahudi, maka seluruh keluarga akan terbunuh."

"Tidak banyak orang yang tahu bahwa banyak umat Muslim yang membantu kami."

"Mereka semua bersatu dan bertekad untuk menyelamatkan orang Yahudi."

Kumpulan 15 cerita ini menunjukkan bagaimana orang-orang secara sukarelauntuk melindungi satu sama lain.

Bahkan di lingkungan perang dan konflik yang ekstrim sekalipun.

“Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa sisi kemanusiaan selalu di atas segala-galanya."

Baca Juga: Berada di Kedalaman838 Meter Dalam KondisiTerbelah Menjadi 3 Bagian, Inilah MV Swift Rescue, Kapal Penyelamat Andalan Singapura yang Berhasil Menemukan KRI Nanggala-402

"Di mana kita selalu memiliki harapanbahkan pada saat-saat mengerikan seperti Holocaust," kata Dani Laurence Andrea Varadi, wakil direktur I Am Your Protector.

Pameran itu juga mendorong masyarakat untuk saling menghormati agama-agama lain di luar mayoritas.

Seperti di Amerika Serikat (AS) misalnya.

Dilaporkan kejahatan kebencian terhadap Muslim di AS melonjak 67% pada 2015 dari 154 pada 2014 menjadi 257.

Data itu dilaporkan oleh FBI.

Bahkan mantan Presiden AS Donald Trumpberjanji untuk sementara waktu melarang Muslim memasuki negara itu.

Tak sampai disitu, pemerintah AS juga dikirikmenghentikan sementara pemberian visa bagi orang-orang dari beberapa negara mayoritas Muslim.

“Itu membuat orang berpikir bahwa membenci di AS begitu besar,” kata Varadi.

“Wajar dan normal jika umat Muslim merasa takut untuk datang ke AS.

Tak hanya di AS, pameran tersebutjuga ditampikandi markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss di tahun 2017 juga.

Baca Juga: Dibongkar Habis-habisan oleh Uni Eropa Soal Suka Nyelonong Wilayah Orang, China Akhirnya Angkat Suara, Bukannya Marah Karena Merasa Terpojok Justru Beri Pernyataan Begini

Artikel Terkait