Intisari-Online.com - Melihat ketegangan di Laut China Selatan terus bertambah, militer China dilaporkan akan mengirim kapal induk canggihnya ke sana.
Diketahui kapal yang akan dikirim itu adalah kapal serbupaling canggihnya.
YaituHainan, kapal serbu amfibi tipe 075.
Dilansir dari express.co.uk pada Senin (26/4/2021), kapal itu telah ditugaskan oleh Beijing dan diharapkan akan ditempatkan di Laut China Selatan.
Pakar militer mengatakan penempatan itu akan menimbulkan kekhawatiran dengan Taiwan dan negara-negara lain dalam sengketa maritim dengan China.
Outlet media pemerintah China melaporkan kapal itu ditugaskan pada hari Jumat oleh Presiden China Xi Jinping.
Laporan mengklaim dia menghadiri upacara di pangkalan angkatan laut di Sanya di provinsi Hainan, tempat Hainan ditempatkan dalam layanan aktif.
Kapal serbu tersebut diperkirakan berkapasitas 30 helikopter dan ratusan pasukan.
Hainan sendiri merupakan satu dari kapal serbu amfibi paling ambisiusmilik China yang perkiraan memiliki bobot perpindahan sekitar 40.000 ton.
Song Zhongping, mantan instruktur PLA, mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Hainan dapat membawa berbagai jenis helikopter, termasuk helikopter peringatan dini udara.
Dia menambahkan kapal serbu akan bertugas di bawah Komando Teater Selatan, kelompok militerChina yang beroperasi di Laut China Selatan.
“Ini tidak berarti kapal itu hanya akan bertanggung jawab atas Laut China Selatan," kataSong Zhongping.
“Bisa juga kapal serbu ini akan digunakan untuk misi di sekitar Taiwan dan tugas komando lintas-teater lainnya."
"Tapi mungkin tugas utamanya ada untuk Laut China Selatan".
Melihat sikap China,Colin Koh, peneliti dari Nanyang Technological University Singapura, mengatakan jangan takut.
Sebab sikap China itu bisa saja digunakan untukmenakut-nakuti negara tetangga China.
Seolah-olah militer Chinaingin menunjukkan kekuatan militernya dan negara lain membangingkannyadengan kekuatan militer mereka sendiri.
Tapi dia memperingatkan bahwa Hainan bukanlah kapal serbu sembarangan.
Di mana kapal itu juga bisa melakukan fungsi ofensif. Sepertimenduduki KepulauanSpratly yang disengketakan dan bertugas dalam skenario invasi Taiwan.
"Kapal ini secara umum perlu diwaspadai oleh negara-negara yang bersengketa dengan kedaulatan China."
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Filipina mengecam pemerintah China yang tidak mau menarik ratusan kapalnya di KepulauanSpratly.
Padahal ada 160kapal penangkap ikan dan milisi China di sekitar pulau-pulau Spratly yang disengketakan sejak 20 April 2021.
Filipina menyatakan keberadaan kapal-kapal China yang terus mengerumuni akan menciptakan suasana ketidakstabilan.
Dan secara terang-terangan mengabaikan komitmen China untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.