Tidak peduli seberapa besar penyelamatnya, dan seberapa canggih sensornya, jangkauan untuk menemukan kapal selam merupakan tantangan besar, menurut The Conversation.
Semakin cepat kapal selam itu bergerak, semakin lama kehilangan sinyalnya, semakin luas area pencariannya.
Biasanya, kapal selam dapat meletakkan sekoci yang mengapung di atas air untuk menandai lokasi jika terjadi kecelakaan.
Namun syaratnya para pelaut tetap memiliki kapasitas untuk bereaksi, meski terjebak di bawah laut.
Di perairan dangkal, sekoci masih bisa dihubungkan ke kapal selam dengan kabel.
Di laut dalam, sekoci mengapung bebas di laut.
Tim penyelamat harus menghitung kapan kapal selam akan melepas sekoci untuk bisa menentukan posisi pasti akibat pengaruh pasang surut.
Dalam kasus kapal selam Indonesia, pada 21 April, tim penyelamat mengidentifikasi semburan minyak yang mencurigakan dari kapal selam yang hilang tersebut.
Kecuali kapal mengirimkan komunikasi, sulit untuk menemukan kapal selam yang tergeletak di dasar laut, menurut The Conversation.
Source | : | Kompas.com,The Conversation |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR