Pengaruh dalam Pengobatan
Meskipun penilaian umum mendukung kontribusi medis al-Rāzī, banyak dokter secara historis lebih memilih Ibnu Sina karena organisasi dan kejelasannya.
Memang, pengaruhnya atas sekolah kedokteran besar Eropa meluas hingga awal periode modern.
Sana Canon of Medicine ( Al-Qānūn fī al-ṭibb ) menjadi sumber utama, daripada Kitāb al-ḥāwī (Buku Komprehensif) al-Rāzī .
Kecenderungan Ibnu Sina untuk mengkategorikan menjadi jelas dalam Canon, yang terbagi menjadi lima kitab.
Buku pertama berisi empat risalah, yang pertama membahas empat elemen (bumi, udara, api, dan air) dalam terang empat humor dokter Yunani Galen dari Pergamus (darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam).
Buku II dari Canon adalah "Materia Medica", Buku III mencakup "Penyakit Kepala-ke-Ujung Kaki," Buku IV membahas "Penyakit Yang Tidak Spesifik pada Organ Tertentu" (demam dan patologi sistemik dan humoral lainnya), dan Buku V menyajikan "Obat Majemuk" (misalnya, theriacs, mithridates, electuaries, dan cathartics).
Buku II dan V masing-masing menawarkan ringkasan penting dari sekitar 760 obat sederhana dan gabungan yang menguraikan patologi humoral Galen.
Sayangnya, catatan klinis asli Ibnu Sina, yang dimaksudkan sebagai lampiran pada Canon, hilang, dan hanya teks Arab yang bertahan dalam terbitan Romawi tahun 1593.
Pengaruh Ibnu Sina meluas ke praktik medis modern.
Pengobatan berbasis bukti, misalnya, sering disajikan sebagai fenomena yang sepenuhnya kontemporer didorong oleh uji klinis tersamar ganda.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh sejarawan medis Michael McVaugh, para dokter abad pertengahan berusaha keras untuk membangun praktik mereka berdasarkan bukti yang dapat diandalkan.
Di sini, Ibnu Sina memainkan peran utama sebagai tokoh terkemuka dalam literatur Yunani-Arab yang mempengaruhi dokter abad ke-13 seperti Arnold dari Villanova ( c. 1235–1313), Bernard de Gordon (fl. 1270–1330), dan Nicholas dari Polandia ( c. 1235–1316).
Di bidang kedokteran, Ibnu Sina memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sekolah-sekolah Eropa hingga abad ke-17.
Kepentingan Avicenna yang terus berlanjut sebagai sosok yang menjulang tinggi dalam sejarah Islam dapat dilihat di makamnya di Hamadan.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR