Xi Jinping kini mengatakan kepada dunia jika kebangkitan China tidak dapat dihindari, dan juga keruntuhan AS dan sekutu 'Barat'.
Karena penilaian ini, ia telah mengambil risiko yang telah terbayar, di Laut China Selatan, di Xinjiang, dan di Hong Kong.
Serta, konsekuensi kebijakan mengambil risiko oleh pemerintah China itu telah minimal.
Sanksi pada pejabat China yang tingkatnya lebih rendah ada pada penyiksaan di Xinjiang, dan pejabat Hong Kong terlibat dalam melaksanakan represi kasar Beijing atas kebebasan politik di sana.
Xi tidak akan mempertimbangkan berhenti, karena sekarang kebijakannya bergerak maju dengan pesat dalam prioritas lokal dan politik, yaitu penggabungan kembali Taiwan dengan China, yang bisa dipaksakan melalui serangan militer.
Keputusan Biden untuk mengakhiri perang Afghanistan artinya perhatian AS telah berpindah ke kompetisi dengan China.
Pernyataan dari pemerintah Xi adalah Taiwan penting bagi rakyat China lebih daripada rakyat negara lain, sehingga tidak akan ada yang berkorban apapun jika melawan pencaplokan Beijing.
Nyatanya, Taiwan penting bagi AS, dan bagi Australia, jauh melebihi pernyataan seperti Aksi Hubungan Taiwan yang ditulis AS.
Negara itu tetap menjadi sekutu menguntungkan bagi AS baik secara ekonomi, teknologi, dan geopolitik.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR