Intisari-online.com -Sengketa perebutan pulau Senkaku atas Jepang dan China rupanya tidak hanya menjadi urusan tingkat pemerintah saja.
Bahkan para nelayan pun bertekad melawan China.
"China tidak pernah tahu malu, kepulauan Senkaku jelas-jelas milik Jepang sering pasukan penjaga pantai China memasuki wilayah Jepang sini dengan seenaknya," papar Hitoshi Nakama (71), nelayan dan politikus Jepang, wakil ketua DPRD pulau Ishigaki Jepang di saluran TV lokal NTV (9/4/2021).
Ishigaki-jima (pulau Ishigaki) sangat dekat dengan kepulauan Senkaku yang terdiri dari Uotsuri-shima, Taishō-tō, Kuba-shima, Kita-Kojima, dan Minami-Kojima.
Masyarakat Senkakurupanya memiliki pandangan serupa dengan Nakama.
"Kalau kita tidak sering ke Senkaku habislah kepulauan itu dimakan oleh China," ungkap seorang nelayan dalam acara News NTV tersebut 9/4/2021.
Diperlihatkan dalam acara tersebut kapal penjaga pantai (Japan Coast Guard atau JCG) menjaga kapal Nakama yang sedang memancing di Senkaku dan di dekat kapal JCG tersebut juga ada kapal penjaga pantai China dua buah.
JCG berusaha menghalau kapal China agar keluar dari perairan Senkaku baik-baik dan selalu merekamnya.
Demikian pula Nakama selalu membawa dan merekam kejadian tersebut sebagai bukti jika misalnya terjadi pertikaian di tengah laut.
"Kita harus berani, lha itu kepulauan Jepang kepulauan kita sendiri, mereka China seenaknya saja memasuki perairan Jepang itu kan ilegal namanya.
"Jadi kita sendiri dan nelayan lain Jepang yang harus mempertahankan kepulauan tersebut dengan menghadirinya setiap hari agar tidak direbut China," tekan Nakama lagi.
Selain itu Nakama juga melihat video yang diperlihatkan NTV mengenai 220 kapal nelayan China yang bertambah di perairan laut semestinya milik Filipina.
Di mahmakah internasional yang ada di Eropa, kasus pertikaian Filipina dan China atas bagian utara Filipina yang direbut China, dimenangkan oleh Filipina di mahkamah internasional tersbeut.
Namun sampai kini keputusan mahkamah internasional diabaikan China dan tetap berusaha menduduki sebuah kepulaian milik Filipina, dimulai dengan ratusan kapal nelayan China itu ditambahkan di sana.
"Itulah juga pasti akan terjadi di Senkaku ini kalau kita lengah tidak menjaga dengan baik kepulauan Senkaku, tidak kita hadiri sendiri," tekannya lagi.
Petugas kapal JCG yang berada dekat kapal Nakama sengaja berteriak berkomunikasi langsung dengan Nakama agar tidak disadap pembicaraan dengan kapal China.
"Kamu mau sampai kapan di sini?" tanya petugas JCG.
"Sampai besok, kita mau menginap di laut ini," jawab Nakama.
"Dapat ikan apa kamu tadi?" tanya petugas lagi.
"Wah kita dapat beberapa ikan Akamachi atau queen snapper (Etelis coruscans)," jawab Nakama.
"Ya sudah hati-hati selalu ya sementara kita akan berpatroli dulu ya," jawab petugas JCG lagi sambil melambaikan tangannya.
Kapal-kapal China mulai banyak mengganggu kepulauan Senkaku sejak sebelum tahun 2008.
Namun mulai aktif dan banyak mengganggu Jepang di kepulauan Senkaku sejak September 2012 dan paling parah selama bulan Agustus 2016 dengan masuknya tidak kurang dari 147 kapal di daerah perbatasan Senkaku dan 23 kapal 100% di dalam wilayah Jepang di perairan Senkaku.
Bulan Juli 2013 sebanyak 28 kapal China praktis di dalam wilayah Jepang.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini