Advertorial
Intisari-online.com -Kapal karam terdalam di dunia, sebuah kapal perusak Angkatan Laut AS di Perang Dunia II, akhirnya telah berhasil terpetakan sepenuhnya dan direkam oleh kru di Amerika Serikat.
Kapal tersebut bernama USS Johnston, yang kini karam di kedalaman 6500 meter di Laut Filipina.
Lokasinya sudah diketahui lama, tapi inilah pertama kalinya kru mampu memetakan dan merekam seluruh situs kapal karam tersebut.
Dilansir dari CNN, perusahaan swasta AS Caladan Oceanic, adalah perusahaan yang berhasil memetakan kapal karam tersebut pada 31 Maret.
Kapal peneliti mereka, DSV Limiting Factor, mampu menyurvei kapal karam itu, yang ternyata terletak lebih dari 100 kaki di bawah daripada titik yang diyakini pada awalnya.
Kapal itu selama ini duduk di kegelapan lebih dari 4 mil di bawah permukaan Samudera Pasifik sejak Perang Dunia II.
USS Johnston
USS Johnston ditenggelamkan oleh Angkatan Laut Jepang pada 25 Oktober 1944 selama Pertempuran Samar.
Pertempuran Samar adalah satu dari empat pertempuran angkatan laut yang terdiri dari Pertempuran Teluk Leyte.
Pertempuran Teluk Leyte adalah salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah peperangan dan pertempuran laut yang membunyikan lonceng kematian angkatan laut Jepang dalam Perang Dunia II, menurut Sejarah dan Warisan Komando Angkatan Laut AS (NHHC).
Sam Cox, direktur NHHC, mengatakan gambar kapal karam Johnston itu membantu Angkatan Laut AS menunjukkan sejarah dan heroisme kru mereka.
Kapal Johnston dulunya dipimpin oleh Komandan Ernest Evans, seorang penduduk asli Amerika dari Oklahoma.
Bersama dengan dua kapal perusak dan dibekengi empat kapal perusak lebih kecil, Evans memimpin Johnston menyerang pasukan Jepang yang terdiri dari 4 kapal perang, enam kapal penjelajah berat, dua kapal penjelajah ringan, dan 11 kapal perusak.
Dalam pertemuan aslinya, tembakan dari Johnston menghancurkan sebuah kapal penjelajah Jepang, tapi kapal perusak milik AS rusak berat dan amunisinya habis.
Kapten Evans sendiri mengalami luka berat.
Namun Evans dengan berani mengumpulkan kembali krunya dan Johnston menyerang kapal Jepang lagi, menarik tembakan dari kapal induk AS yang terdekat.
Setelah dua jam setengah bertempur, Johnston tidak punya daya dan dikepung oleh kapal Jepang.
Evans kemudian memerintahkan krunya untuk meninggalkan kapal, dan kapal pun akhirnya karam.
Dua dari tiga kapal yang mengikuti Johnston ke dalam garis pertempuran Jepang juga tenggelam, menurut Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut dan instruktur Universitas Hawaii Pacific.
Dua kapal perusak AS, satu kapal pengawal perusak dan kapal induk pengawal ditenggelamkan oleh tembakan Jepang, dan kapal induk pengawal AS lain tenggelam oleh pesawat kamikaze selama peperangan itu.
Kapal perang Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Kurita terpencar akibat serangan torpedo dari kapal perusak AS, dan tidak mampu untuk bersatu kembali, sementara tiga kapal penjelajah tersesat akibat serangan kapal perusak dan pesawat AS.
Keganasan pertahanan meyakinkan Kurita jika ia menghadapi pasukan yang jauh lebih kuat dan ia akhirnya mundur dari pertempuran itu, mengakhiri ancaman transportasi pasukan dan pengiriman kapal.
"Penemuan kapal USS Johnston menjadi pengingat lain atas heroisme dan pengorbanan kala itu di Teluk Leyte 77 tahun yang lalu," ujarnya.
Dari total 327 awak kapal, 186 di antaranya meninggal dunia, termasuk Kapten Evans.
Kapten Evans dianugerahi Medali Kehormatan secara anumerta.
Ia menjadi penduduk Amerika pertama di Angkatan Laut AS yang dianugerahi penghormatan tertinggi militer negara itu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini