Juga terkait Kissinger yang menyinggung tentang penggunaan senjata buatan AS, lalu menekankan bahwa mereka hanya dapat mempengaruhi reaksi atas operasi tersebut jika itu terjadi setelah mereka kembali ke AS.
“Kissinger: Anda menghargai bahwa penggunaan senjata buatan AS dapat menimbulkan masalah. Itu tergantung pada bagaimana kita menafsirkannya, apakah itu untuk membela diri atau apakah itu operasi asing. Penting agar apa pun yang Anda lakukan berhasil dengan cepat.
"Kami akan dapat mempengaruhi reaksi di Amerika jika apapun yang terjadi, (baru) terjadi setelah kami kembali. "
Pernyataan Kissinger memperjelas bahwa dia dan Ford tidak menentang penggunaan senjata AS.
Kekhawatiran mereka hanyalah agar serangan itu ditunda sampai mereka meninggalkan Indonesia dan dilakukan secepat dan seefektif mungkin.
Dokumen 5, tanggal 5 dan 6 Desember, memberikan jadwal dua hari Kissinger di Indonesia. Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik, namun tidak ada catatan pertemuan itu yang ditemukan.
Setelah invasi, pemerintahan Ford seolah-olah menunda penjualan senjata baru ke Indonesia, menunggu tinjauan Departemen Luar Negeri selama enam bulan.
Dokumen 6 adalah transkrip pertemuan staf 17 Juni 1976 antara Kissinger dan kepala biro Departemen Luar Negeri. Pertemuan tersebut merekomendasikan agar tidak mengirimkan seorang wakil untuk mendampingi delegasi parlemen Indonesia ke Timor Timur.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR