Intisari-Online.com -Hari tanpa bayangan matahari yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sejak akhir Februari 2021 akan segera usai seiring matahari yang memasuki babak akhirnya.
Fenomena hari tanpa bayangan matahari sendiri pada dasarnya bukanlah suatu fenomena yang langka menurutAstronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo seperti dilansirKompas.com, Selasa (10/9/2019).
Saat fenomena ini terjadi, maka manusia dan objek lainnya yang berdiri tegak di suatu tempat dan suatu waktu tidak akan memiliki bayangan.
Hal ini disebabkan matahari sedang mencapaikulminasi atas (istiwa') atau mengalami kondisi transit.
Akibatnya, bayangan akan jatuh tegak lurus karena bertumpu pada benda itu sendiri. Orang-orang membahasakannya menjadi bayangan yang hilang atau tanpa bayangan.
Setiap hari di antara terbit dan terbenamnya, Matahari menempuh lintasan khayali di langit yang tercermin dari dua parameter, yaitu altitud Matahari dan azimuth Matahari.
"Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga ketika tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari," jelas Andi Pangerang selaku Peneliti dari Pusat Sains Antariksa LAPAN dalam keterangan resminya melalui edukasi sains lapan.
Namun kini, fenomena hari tanpa bayangan ini disebutkan akan segera usai seiring dengan matahari yang memasuki babak akhirnya. Berikut ini penjelasannya?
Astronom Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan bahwa hari tanpa bayangan juga merupakan keadaan babak akhir Matahari melintasi Indonesia.
Babak akhir Matahari melintasi Indonesia adalah peristiwa langit di mana Matahari seakan-akan ada di atas kepulauan Indonesia dari satu tempat ke tempat berikutnya pada saat kulminasi atas pada rentang waktu di antara 22 Februari hingga 4 April mendatang.
"Peristiwa ini merupakan bagian dari gerak semu tahunan Matahari," kata Marufin kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).
Terjadi saat deklinasi Matahari tepat senilai dengan garis-garis lintang yang melewati Kepulauan Indonesia.
Pada suatu lokasi dengan koordinat tertentu, maka manakala Matahari berkulminasi atas (mengalami istiwa), kedudukannya akan tepat di titik zenith lokasi tersebut atau tepat di atas kepala.
Sehingga bayang-bayang benda tegak yang terpasang tegak lurus permukaan air di tempat itu akan menghilang untuk sesaat.
Baca Juga: Umur Manusia akan Bertambah Lebih Cepat Terutama pada 2021, Kondisi Bumi Ini Pemicunya
"Fenomena ini disebut hari tanpa bayangan Matahari," ucap dia.
Sehingga, hari tanpa bayangan atau lengkapnya hari tanpa bayangan Matahari adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu di mana manusia dan obyek lain yang berdiri tegak akan kehilangan bayang-bayangnya, manakala Matahari mencapai titik kulminasi atas (istiwa') atau mengalami kondisi transit.
Marufin mengatakan bahwa pada bulan April ini, Matahari melintasi daratan Indonesia atau hari tanpa bayangan hanya dialami di ujung utara pulau Sumatera.
Marufin menyebutkan, Matahari melintasi Indonesia pada saat ini merupakan kesempatan pertama sepanjang tahun 2021.
Oleh karena itu jangan lupa catat jam dan lokasinya terjadinya hari tanpa bayangan ini.
Berikut daftarnya:
* Lhokseumawe, 2 April 2021, pada pukul 12.35 WIB* Lhoksukon, 2 April 2021, pada pukul 12.34 WIB* Bireuen, 2 April 2021, pada pukul 12.36 WIB* Idi Rayeuk, 2 April 2021, pada pukul 12.32 WIB* Meureudu, 3 April 2021, pukul 12.38 WIB* Jantho, 3 April 2021, pukul 12.40 WIB* Sigli, 3 April 2021, pada pukul 12.39 WIB* Banda Aceh, 3 April 2021, pada pukul 12.42 WIB* Sabang pada 4 April 2021, tepatnya pada pukul 12.41 WIB* Miangas, 4 April 2021, pada pukul 11.37 WITA
Adapun, perlintasan Matahari ini juga menjadi penanda Indonesia mulai memasuki pancaroba, peralihan antara musim penghujan dan kemarau.
Pasca perlintasan Matahari tersebut maka zona konvergensi antartropis (ITCZ) juga akan mulai bergerak melintasi Indonesia menuju ke utara.
"Sehingga potensi angin kencang berdurasi singkat akan meningkat," ujarnya.
Nah, jangan sampai lupa didokumentasikan.