Advertorial

Temui Subutai, Si 'Anjing Perang' dari Kekaisaran Mongol Genghis Khan yang Jadi Komandan Militer hingga Kalahkan Banyak Musuh-musuh

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com- Anda pasti sudah sering mendengar ketenaran Genghis Khan di Kekaisaran Mongol.

Namun sangat jarang yang mengetahui, bahwa dibalik kuatnya militer itu, terdapat jenderal perang yang tak kalah mengagumkan.

Konon ada empat 'anjing perang' Genghis Khan yangselalu beringas melahap daging musuh-musuhnya dalam pertempuran.

Konon ada empat "anjing perang" milik Genghis Khan yang selalu melahap daging musuh dengan kejam dalam pertempuran.

Salah satunya, Subutai (Subotai) adalah seorang ahli strategi umum yang berani dan kuat.

Baca Juga: Sebabkan Masalah Besar di Seluruh Dunia Karena Terjebak di Terusan Suez, Terungkap Kapal MV Ever Given Ternyata juga Pernah Membuat Bencana pada Tahun 2019

Ia bergabung dengan Mongol hanya sebagai pemuda, tetapi keterampilannya yang luar biasa mendorongnya untuk menjadi salah satu 'anjing perang' Genghis Khan.

Subutai melayani Mongol di bawah kepemimpinan Genghis Khan, serta putra dan penerusnya, Ogedei Khan.

Subutai adalah salah satu jenderal paling tangguh dari Kekaisaran Mongol.

Bahkan ia dikirim ke banyak ekspedisi militer yang sulit di Asia dan Eropa.

Baca Juga: Tertangkap Menjelang Ledakan Hingga Api Meluap-Luap di Kilang Minyak Balongan, Indramayu, Inilah Rekaman Detik-Detik Kilang Minyak Pertamina Meledak

Karier Subutai

Subutai diyakini lahir antara 1160 -1170-an dan berasal dari suku Uriangkhai (bukan bagian dari suku Mongol).

Mereka adalah orang-orang yang hidup di hutan dan tak seperti bangsa Mongol yang dikenal sebagai penunggang kuda, suku Uriangkhai menggeluti perdagangan bulu dan pandai besi.

Baca Juga:'Cuma' Pelihara 5 Ekor Ikan Arapaima, Pria Asal Jombang Ini Habiskan Rp200.000 Per Hari

Telah dicatat bahwa Subutai adalah putra seorang pandai besi.

Sebagai pandai besi, ayah Subutai akan menawarkan jasanya kepada bangsa Mongol untuk memperbaiki barang-barang logam yang rusak, seperti senjata atau peralatan dapur.

Mungkin melalui jalan ini juga, Subutai untuk pertama kalinya bertemu dengan bangsa Mongol.

Sebagai seorang remaja, Subutai bergabung dengan pasukan Genghis Khan.

Baca Juga: Mengenal Yoshiko Kawashima, Putri China Pengkhianat yang Dukung Jepang Mati-matian untuk Kuasai Tiongkok hingga Hidupnya Berakhir Tragis

Menurut satu sumber, Subutai baru berusia 14 tahun ketika dia pergi untuk bergabung dengan pasukan Mongol.

Karena usianya yang terlalu muda untuk dapat mengikuti petempuran, maka ia ditunjuk sebagai penjaga pintu bagi Khan.

Dalam posisi inilah Subutai mulai belajar seni perang Mongol.

Sebagai seorang penghuni hutan, Subutai tidak memiliki pengalaman dalam menunggang kuda, dan mulai mempelajarinya dari perwira Mongol.

Dia juga diajari untuk menggunakan busur dan kemudian menggabungkan dua elemen.

Itu adalah kombinasi kuda dan busur yang membuat pasukan Mongol menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.

Subutai naik melalui barisan Mongol, dan akhirnya menjadi bagian dari pasukan Genghis Khan.

Ia kemudian dapat menjadi komandan militer hingga memimpin pasukan Mongol melawan sejumlah musuh, termasuk Rus, Polandia, dan Hungaria.

Baca Juga:Menjadi Panglima Perang Pasukan Gajah, Ini 10 Fakta Menarik Hannibal Barca

Strategi Umum Pertempuran

Selama pertempuran, Subutai menunjukkan keahliannya sebagai seorang jenderal dan ahli strategi yang serba bisa.

Pertempuran Mohi, yang umumnya dianggap sebagai kemenangannya yang paling cemerlang, dapat diambil sebagai contoh.

Selama pertempuran, orang-orang Mongol membunuh banyak musuh dan berhasil membuat Hongaria berlutut di sisi seberang Sungai Sajo.

Pada akhir 1241, Subutai berencana untuk menyerang Kekaisaran Romawi Suci.

Ini adalah saat kekaisaran dipimpin oleh Ogedei, namun dia kemudian meninggal.

Hal itu membuat pasukan Mongol melakukan pemilihan untuk Khan selanjutnya.

Baca Juga: Hi... Gen Makhluk Laut Purba Berumur 500 Juta Tahun Ini Hidup di Dalam Diri Kita, Padahal Hewan Ini Tak Berkepala dan Seperti Daun , Kok Bisa?

Kematian sang 'Anjing Perang'

Khan baru yang terpilih adalah Guyuk, putra Ogedei.

Pada 1246, Subutai ditugaskan dalam ekspedisi melawan Dinasti Song Cina.

Dia berusia 70 tahun pada waktu itu, yang merupakan usia yang cukup lanjut untuk seorang komandan militer selama periode itu.

Ekspedisi itu berlangsung hingga 1247, setelah itu Subutai kembali ke Mongolia, di mana ia meninggal pada tahun 1248.

Baca Juga:Inilah Alasan kenapa Ratu Bajak Laut Muslim Sayyida al-Hurra Menjadi Musuh Nomor 1 Monarki Kristen Eropa

Artikel Terkait