"Kelompok minoritas bersenjata memiliki musuh yang sama dan kita perlu bergandengan tangan dan berurusan dengan mereka yang menyakiti orang. Kita perlu bergandengan tangan," kata Serk
Pernyataan Serk datang setelah pengunjuk rasa yang tewas di Myanmar pada 27 Maret saja mencapai 114 orang.
Karena militer negara itu terus melakukan kekerasan pada pengunjuk rasa, menurut statistik situs Myanmar Independent News Now.
27 Maret juga merupakan hari dimana tentara Myanmar merayakan Hari Angkatan Bersenjata tahunannya.
RCSS, yang beroperasi di dekat perbatasan Thailand, adalah salah satu dari beberapa minoritas bersenjata di Myanmar yang mengecam kudeta tersebut.
Mereka berjanji untuk berdiri berdampingan dengan para pengunjuk rasa. Ada lebih dari 20 kelompok minoritas bersenjata yang menguasai sebagian besar wilayah Myanmar.
Setelah memimpin parade di ibu kota Naypyitaw untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata.
Panglima Angkatan Darat Myanmar Min Aung Hlaing pada 27 Maret menegaskan kembali janjinya untuk mengadakan pemilihan, tetapi tidak menjelaskan kapan waktunya.
Source | : | Reuters,24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR