Situasi ini membuat beberapa kelompok berencana untuk melawan balik militer Myanmar.
Menurut Reuters, mengutip seorang pemimpin salah satu kelompok minoritas bersenjata di Myanmar pada 27 Maret.
Mmengatakan bahwa kelompok minoritas bersenjata tidak akan duduk diam jika lebih banyak pengunjuk rasa tewas.
"Hari ini bukanlah hari angkatan bersenjata Myanmar tetapi hari mereka membunuh," kata Yawd Serk, pemimpin Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan (RCSS) kepada Reuters pada 27 Maret.
"Ini bukan untuk melindungi demokrasi tetapi untuk merusak demokrasi," Serk menekankan.
"Jika mereka terus menembaki para pengunjuk rasa dan menggertak orang, saya pikir semua minoritas bersenjata tidak akan menonton," Serk menambahkan.
Menurut Reuters, banyak pengunjuk rasa menyerukan tentara federal dan Serk mengatakan dia mendukungnya.
Source | : | Reuters,24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR