Penuntut merilis buku harian Folbigg, yang mereka anggap mengaku bersalah.
"Saya merasa seperti ibu terburuk di dunia, takut (Laura) akan meninggalkan saya sekarang, seperti Sarah. Saya tahu saya terkadang pemarah dan kejam padanya dan dia. Dengan sedikit bantuan," tulis Folbigg.
Folbigg mengaku tidak bersalah, tidak memiliki motif yang jelas, dan tidak ada orang yang mengaku melihatnya membunuh anak-anaknya.
Tapi juri memutuskan dia bersalah karena membunuh tiga anak dan satu pembunuhan.
Folbigg akhirnya dijatuhi hukuman 30 tahun penjara dengan hukuman tanpa pembebasan bersyarat 25 tahun.
Pada saat dia memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat, wanita itu telah berusia 60 tahun.
Pada 2015, ketika batas waktu banding Folbigg berakhir, pengacaranya mengajukan petisi kepada Gubernur New South Wales, memintanya untuk mengarahkan penyelidikan atas hukumannya.
Sebagai bagian dari penyelidikan itu, tim hukum Folbigg mendekati Profesor Carola Vinuesa, salah satu direktur Pusat Imunologi Personalisasi di Universitas Nasional Australia, untuk meminta dia memecahkan kode genom anak ill-fated (naas), untuk melihat apakah ada mutasi genetik yang dapat menyebabkan SIDS.
"Ada kemungkinan, betapapun kecilnya, bahwa Folbigg membawa sesuatu yang dapat diwariskan kepada anak-anak" - Profesor Vinuesa berkata - "Sepengetahuan saya, ini adalah kasus pertama di mana pengadilan (di mana pun di dunia ) menggunakan seluruh genom sekuensing untuk menemukan bukti penyebab kematian".
Selama penyelidikan, Vinuesa dan rekan-rekannya mengurutkan genom Folbigg dan menemukan variasi yang dilaporkan sebelumnya dalam gen CALM2 yang mengontrol bagaimana kalsium diangkut ke dalam dan ke luar sel jantung.
Penelitian telah menemukan bahwa variasi pada gen CALM 2 dapat menyebabkan masalah jantung pada anak kecil, yang berarti mereka adalah salah satu penyebab SIDS dan SUDC yang paling dikenal.
Saat mengurutkan genom keempat anak, mereka menemukan bahwa kedua putri membawa mutasi CALM2 yang sama dengan ibu mereka.
Setelah penyelidikan berakhir, lebih banyak bukti muncul, mendorong Vinuesa dan timnya untuk menulis kepada hakim yang memberitahunya bahwa ada kemungkinan putri Folbigg telah meninggal karena variasi genetik.
Terlepas dari temuan baru, Hakim Blanch memutuskan untuk tidak membuka kembali penyelidikan.
Setelah meninjau semua bukti - termasuk buku hariannya, Blanch mengatakan dia mempertahankan pandangan bahwa Folbigg mencekik Sarah dan Laura.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR