Kejadian ini menjadi pertama kalinya pebisnis Korea Utara diekstradisi ke AS untuk menghadapi beberapa tuntutan atas pencucian uang dan menyuplai barang mewah terlarang ke Korea Utara.
Mengutip The Diplomat, hal ini menjadi perkembangan besar tidak hanya terkait sanksi melawan aktivitas terlarang Korut di luar negeri, tapi juga kontribusi Malaysia dalam penerapan sistem finansial global dan melawan reputasi global sebagai titik penghindaran sanksi para kriminal.
Meksipun satu esktradisi tidak akan membuat aktivitas terlarang Korut di Asia Tenggara berhenti, tapi Malaysia mulai bisa dipertimbangkan dalam dialog diplomatik dengan negara ASEAN lain terutama perihal isu Korea Utara.
Sebelum penangkapannya tahun 2019, Mun Chol Myong tinggal di Malaysia dengan keluarganya selama 10 tahun.
Dari sana, FBI mengklaim ia mencuci dana melalui perusahaan depan dan memfasilitasi pengiriman barang mewah terlarang dari Singapura ke Korut.
Hal itu melanggar sanksi dari AS dan PBB.
Dalam pernyataan tertulisnya yang sah, Mun menampik semua tuduhan dan menggambarkan dirinya sebagai korban ekstradisi "termotivasi politik".
Ia juga menyebut dirinya berada di antara kepentingan politik menekan Korut untuk menunda pengadaan senjata nuklir mereka.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR