Intisari-Online.com - Ada peribahasa kuno yang menyebutkan, musuh dari musuhku adalah temanku.
Artinya ketika dua orang memiliki musuh yang lama, maka mereka bisa bekerja sama untuk melawan musuh utama.
Peribahasa itu sepertinya cocok menjelaskan kondisi Amerika Serikat (AS), Jepang, dan China.
Diketahui baik AS dan Jepang sama-sama tengah berkonflik dengan China.
Jadi, tak heran jika kedua negara itu sama-sama bekerja sama.
Dilansir dari South China Morning Post pada Minggu (21/3/2021), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi setuju untuk bekerja sama.
Tetapi tidak membahas apa yang akan dilakukan oleh kedua negara.
Tokyo sedang meninjau kemungkinan menggunakan Pasukan Bela Diri (SDF) untuk melindungi kapal perang dan pesawat AS jika terjadi konflik di Taiwan
Kepala pertahanan Jepang dan AS sepakat dalam pertemuan mereka pekan lalu di Tokyo untuk bekerja sama secara erat.
Terutama jika terjadi bentrokan militer antara China dan Taiwan.
Diketahui, kebijakan Tokyo tentang hubungan China-Taiwan adalah mendorong dialog untuk solusi damai atas ketegangan di selat.
Taiwan dan China memiliki pemerintahannya masing-masing sejak mereka berpisah akibat perang saudara pada tahun 1949.
Tapi China masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Mereka masih menunggu mereka kembali.
Melihat hal itu, baik AS dan Taiwan sama-sama menyerukan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Apalagi Jepang melaporkan bahwa jumlah pesawat tempur China yang melintasi garis median di Selat Taiwan semakin meningkat.
Oleh karenanya Jepang butuh Pasukan Bela Diri (SDF) bekerja sama dengan pasukan AS yang memang membela Taiwan.
Kini, Tokyo telah meninjau kelayakan untuk mengeluarkan perintah pengiriman SDF untuk melindungi kapal perang dan pesawat militer AS jika terjadi krisis antara China dan Taiwan.
Ini dilakukan mengingat kedekatan geografis dan kemungkinan konflik bersenjata di sana akan memengaruhi keselamatan warga negara Jepang.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR