Intisari-Online.com -India menempati urutan ke-4 sebagai negara militer terkuat di dunia.
India hanya kalah dari Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China.
Diketahui China dan India tengah berkonflik terkait perbatasan.
Oleh karenanya, India membutuhkan senjata militer canggih. Lebih hebat dari punya China.
Ada dua opsi. Beli dari AS atau Rusia.
Siapa yang akan India pilih?
Dilansir darisputniknews.com pada Minggu (21/3/2021), selama dua hari pertamanya di New Delhi, Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval, dan mitranya Rajnath Singh.
Ada banyak tujuan atas kedatanganMenteri Austin.
Salah satunya diamendesak para pemimpin India untuk menghindari pembelian peralatan pertahanan Rusia, termasuk S-400.
Ini harus dilakukan agar negara tersebut bisa menghindari risiko sanksi berdasarkan Bagian 231 dari Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).
Kepada wartawan, Austin mengatakan telah menyelesaikan pembicaraan bilateral dengan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh.
Namun, Austin menggarisbawahi bahwa sanksi AS terhadap India karena menandatangani kesepakatan senilai 5,43 miliar US Dollar dengan Moskow untuk S-400 sejauh ini 'belum terjadi'.
"Ini karena belum ada pengiriman sistem S-400 yang memicu sanksi," ujarnya.
Batch pertama sistem pertahanan rudal udara diharapkan tiba di India pada akhir tahun ini.
Oleh karenanya,Austin juga mengisyaratkan bahwa Washington berusaha mendorong India agar mau bekerja sama dengan kebijakan luar negeri AS.
Tujuan lain dari kedatangan Menham AS ke India adalah Indiamengundang AS untuk memanfaatkan kebijakan investasi asing langsung (FDI) di sektor pertahanan.
"Kami berdua sepakat bahwa ada peluang untuk kolaborasi dalam industri pertahanan," kata Menteri Pertahanan India Rajnath Singh.
Selama satu jam diskusi, keduanyaberfokus pada kerja sama pertahanan dan keterlibatan militer-ke-militer.
"Mengakui bahwa kami memiliki perjanjian dasar, LEMOA, COMCASA dan BECA."
"Oleh karenanya, kami membahas langkah-langkah yang harus diambil untuk mewujudkan potensi penuh untuk keuntungan bersama," kata Singh.
Kunjungan Austin datang seminggu setelah KTT Quad yang diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden, yang dihadiri oleh Perdana Menteri Narendra Modi.