Penulis
Intisari-Online.com -Ada ketakutan tentang kemungkinan Presiden China Xi Jinping sedang mempertimbangkan aneksasi paksaatas Taiwan.
"Kami memperingatkan kemerdekaan Taiwan berarti perang dengan China," kata Wu Qian, juru bicara kementerian pertahanan China.
SementaraKomandan Philip Davidson, kepala Angkatan Laut AS di Indo-Pasifik, baru saja memperingatkan bahwa China dapat merencanakan invasi ke Taiwan dalam lima tahun.
Oleh karenanya, Presiden AS Joe Biden telah berusaha untuk melawan ancaman ini.
Caranya dengan memperkuat kehadiran angkatan laut AS di Laut China Timur dan menegaskan kembali dukungan AS untuk pemerintahTaiwan.
PresidenBiden menegaskan komitmenAS kepada Taiwan adalahsangat kuat dan untuk membuktikan maksudnya mengirim kapal perusak berpeluru kendali, USS John S McCain melalui Selat Taiwan.
Menariknya, Inggris mendadak memberi ancaman kepada China di Indo-Pasifik
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengirimkan kapal induk baru senilai 6 miliar Poundsterling, HMS Queen Elizabeth, ke wilayah tersebut dalam waktu dua bulan.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (20/3/2021), Kapal Royal Navy juga akan memimpin gugus tugas sekutu, dengan misi pamungkas yangmasih dirahasiakan.
Namun, ekspedisi Inggris diperkirakan akan melakukan latihan bersama dengan angkatan laut AS dan Jepang, mendadak berlayar melalui Selat Taiwan.
Tapi sikap Inggris justru dianggap berisiko olehFrancis Pike, seorang sejarawan.
Pike berpendapat bahwa perang dengan Taiwan kemungkinanakan terjadi.
Tapi risikonya terlalu tinggi dan Inggristampaknya tidak akan memperoleh keuntungan strategis apa pun jika melibatkan diri dalam masalah ini.
"Perang atas Taiwan sangat realistis," kataFrancis Pike.
"Dan jika Inggris akan mengerahkan pasukan dan kapal induk Angkatan Laut Kerajaan di Asia, maka ini membawa risiko luar biasa bagi Inggris."
"Pertanyaan besarnya adalah mengapa Inggris mau terlibat dalam konflik yang berisiko ini?"
Dia melanjutkan, "Sebagian dari jawabannya mungkin karena Inggris memiliki peralatan perang canggih."
"Tapi mampukah mereka menggunakannya sebaik AS atau China?".
"Jika benar, apakah ini artinyaInggris memutuskan untuk mendukung AS atau malah mereka punya kepetingan sendiri?".
Terakhir, menurut Pike, Inggris harusnya memikirkan konfliknya sendiri denganRusia di Baltik dan Samudra Arktik.
"Masuk akal bagi AS, India, dan Jepang untuk terlibat dalam latihan di sekitar wilayah China."
"Sebab mereka semua adalah negara dengan kepentingan Asia yang signifikan."
"Tapi hal itu tidak berlalu dengan Inggris," tutupnya.