Advertorial
Intisari-Online.com - Korupsi terjadi di berbagai negara, tak mengenal negara maju atau berkembang, negara kaya maupun miskin.
Itu juga terjadi di China, yang merupakan salah satu negara maju di dunia.
China dikenal sebagai negara adidaya, banyak negara bergantung pada utang luar negeri Negeri Tirai Bambu.
Selain itu, militernya juga merupakan salah satu yang terkaya, dengan anggaran pertahanan hanya berada di bawah Amerika Serikat.
Namun, tak membuat negara ini bersih dari ulah 'nakal' para pejabatnya yang mengambil uang negara.
Beberapa tahun silam, sebuah proyek pembuatan tanggul di China mendapat julukan "Proyek Tahu", bukan tanpa alasan julukan ini disematkan.
Melansir artikel The Diplomat (10/2/2012) oleh Eve Cary,asisten peneliti di Brookings Institution, istilah "proyek tahu" pertama kali diciptakan oleh Perdana Menteri Zhu Rongji pada tahun 1998, yang mengatakan dalam tur tanggul banjir di Sungai Yangtze bahwa tanggul itu tipis dan keropos seperti ampas tahu, sisa-sisa proses pembuatan tahu.
Istilah tersebut dan masalahnya mendapatkan daya tarik nasional setelah gempa bumi Sichuan 2008.
Sebanyak 20.000 dari hampir 70.000 korban dari kejadian tersebut adalah anak sekolah yang meninggal di gedung sekolah yang runtuh.
Kemudian terbukti bahwa bangunan sekolah tersebut dibangun dengan tergesa-gesa dan berkualitas jelek.
Tidak berhenti di situ, empat tahun kemudian, masalah “proyek tahu” tetap ada.
Pada Juli 2010, kemarahan atas konstruksi yang buruk meletus di daerah yang dilanda gempa bumi Sichuan ketika sebuah bangunan yang dimaksudkan sebagai rumah baru bagi para korban gempa justru runtuh (atau dihancurkan, menurut sumber negara) hanya beberapa minggu sebelum selesai.
Pada November 2010, 53 orang tewas dalam kebakaran gedung apartemen bertingkat tinggi yang disebabkan oleh tukang las yang tak berlisensi.
Dan pada 2012, kecelakaan mobil di Provinsi Jiangsu mengungkapkan bahwa bendungan yang dibangun di atas anak sungai Sungai Yangtze diisi dengan alang-alang, bukan balok baja .
Diyakini, 'Proyek tahu' seperti itu kemungkinan besar akan tetap menjadi masalah kritis karena alasan struktural dan yang sudah ada sebelumnya.
Sebagai permulaan, sebuah proyek sering kali terburu-buru dalam rangka mengejar momen peringatan negara bagian.
Baca Juga: Salah Satunya Adalah Tambang Freeport di Papua, Inilah 10 Tambang Emas Terbesar di Dunia Tahun 2020
Misalnya, menjelang 90 tahun ulang tahun Partai Komunis China pada 1 Juli 2011, sejumlah proyek konstruksi dibuka, termasuk Jiaozhou Bay Bridge. Namun, laporan CCTV hanya beberapa hari setelah jembatan dibuka menunjukkan baut dan celah yang hilang dan tidak aman di pagar pengaman.
Pada tahun 2007, sebuah jembatan di Provinsi Hunan, yang dimaksudkan untuk dibuka pada peringatan 50 tahun berdirinya prefektur setempat, justru runtuh selama konstruksi, menewaskan 64 orang.
Proyek-proyek tersebut, yang dikenal sebagai 'proyek penghargaan', telah mendapatkan banyak perhatian negatif di China.
Tak lain, kualitas bangunan-bangunan yang buruk itu dikarenakan korupsi yang dilakukan para pejabatnya.
Korupsi tidak diragukan lagi memainkan peran ketika uang proyek disisihkan dari atas untuk dan oleh pejabat, menyisakan lebih sedikit dana untuk bahan berkualitas, staf yang memenuhi syarat, dan pengerjaan yang dapat diterima.
Selain itu, proyek sering kali diberikan kepada perusahaan yang memiliki lebih banyak ikatan politik daripada kualifikasi.
Pada bulan Januari, Kejaksaan Rakyat Kota Beijing mengungkapkan bahwa kasus suap dan korupsi meningkat pada tahun 2010, dengan masalah pembangunan perkotaan dan pemilihan pedesaan yang terlibat dalam sebagian besar kasus.
Dari Januari hingga Agustus 2011, Komisi Sentral Inspeksi Disiplin Partai Komunis mengumumkan bahwa 6.800 pejabat telah dituntut karena korupsi dalam proyek infrastruktur.
Sementara itu, pemerintah daerah memiliki insentif besar-besaran untuk mendorong pertumbuhan yang cepat dan tidak terkekang, dan seringkali mengabaikan standar konstruksi.
Pada akhirnya selain membahayakan nyawa manusia, “proyek tahu” menimbulkan masalah kredibilitas bagi pemerintah, merongrong kepercayaan warga terhadap keandalan pemerintah untuk menciptakan infrastruktur yang aman.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini