Intisari-Online.com - Siapa sangka nenek moyang manusia kita hidup berdampingan dengan dinosaurus.
Ini ditemukan setelah peneliti berhasil mengidentifikasi fosil primata paling awal (plesiadapiforms), yang merupakan nenek moyang dari semua primata modern, termasuk manusia.
Fosil ini adalah gigi kecil purba, panjangnya hanya sekitar 2 milimeter, dan ditemukan di Formasi Fort Union di timur laut Montana pada 1980-an.
Namun peneliti baru berhasil mengidentifikasinya secara resmi dalam studi baru.
Baca Juga: Siapakah Pribumi Indonesia? Benarkah Nenek Moyang Kita Berasal dari Taiwan?
Seperti dikutip dari Live Science, Jumat (5/3/2021), peneliti memperkirakan usia fosil tersebut antara 105.000 dan 139.000 setelah peristiwa kepunahan.
Tetapi mahluk itu kemungkinan besar berevolusi dari nenek moyang primata yang hidup berdampingan dengan dinosaurus.
"Ini adalah garis keturunan kami."
"Jadi itu memiliki arti khusus dan untuk dipikirkan. Nenek moyang primata di Montana ini cukup mencengangkan bagi saya," kata Gregory Wilson Mantilla, profesor di Departemen Biologi di University of Washington dan kurator paleontologi vertebrata di Burke Museum of Natural History and Culture.
Baca Juga: Mengenal Asal-usul Ashkenazi, Etnis Yahudi yang Punya Nenek Moyang Paling Awal dari Suku Asli Israel
Dalam studinya, tim peneliti menganalisis gigi kecil dengan CT scan serta menggunakan sinar x untuk membuat gambar 3D bagian tubuh.
Hasilnya, dua gigi berasal dari spesies Purgatorius janisae dan tiga gigi lainnya ditetapkan spesies baru bernama Purgatorius mckeeveri.
Pada gigi P. mckeeveri telah menggembung dan membulat yang cocok untuk menghancurkan buah.
Sedangkan gigi P. janisae yang lebih tajam, lebih baik untuk memakan serangga.
Namun, kedua spesies itu terkait dan kemungkinan terlihat sangat mirip, bahkan mungkin tidak dapat dibedakan.
Menariknya nenek moyang manusia ternyata hanya seukuran tikus.
"Mereka mungkin terlihat seperti tupai."
"Mereka memiliki moncong yang lebih panjang dibandingkan dengan primata bermuka pendek modern."
Baca Juga: Dijuluki Wonder Chicken, Fosil Nenek Moyang Ayam Ditemukan di Belgia, Seperti Apa Penampakannya?
"Mata juga berada di sisi kepala karena mereka lebih mengandalkan indra penciuman," papar Mantilla.
Meski begitu, gigi purba tersebut pun menjadi kunci untuk memahami bagaimana primata awal berevolusi.
Selain itu peneliti juga memiliki wawasan bagaimana kehidupan selamat setelah peristiwa kepunahan massal dan pulih melalui periode Paleogen (sekitar 66 juta hingga 23 juta tahun yang lalu).
"Apa yang kami lihat adalah bahwa bagian dari pemulihan ini sangat melibatkan garis keturunan kami."
"Primata termasuk kelompok besar pertama yang berkembang dengan menemukan celah dalam ekosistem yang pulih kembali."
"Mereka kemudian tinggal di pepohonan," ungkap Mantilla.
Namun untuk mengidentifikasi primata dari periode Paleogen paling awal, perlu diungkap lebih jelas kalau mamalia telah melakukan diversifikasi pada hari-hari terakhir kepunahan dinosaurus nonavian.
"Fakta jika temuan berasal dari Amerika Utara juga penting karena mendukung bahwa benua ini berperan pada fase paling awal evolusi primata," tambah Mantilla.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal "Royal Society Open Science" pada 24 Februari 2021.
(*)