‘Anda Diam atau Dibungkam?’ Meghan Markle Ungkapkan Fakta Soal Kerajaan Inggris dalam Wawancara dengan Oprah Winfrey, Termasuk Tuduhan Intimidasi pada Staf Kerajaan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam wawancara dengan Oprah Winfrey, 'Sejarah bisa saja terulang kembali'.

Intisari-Online.com – Beberapa waktu yang lalu Oprah Winfrey melakukan wawancara dengan pasangan Kerajaan Inggris.

Pangeran Harry dan Meghan Markle mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai kerajaan Inggris.

Kalau Pangeran Harry mengungkapkan bahwa dia tak ingin kejadian yang dialami Putri Diana terulang pada mereka, Meghan Markle mengungkapkan hal lain.

Dalam pratinjau wawancara dengan Oprah Winfrey, Meghan mengatakan jika dia tidak memandang bagaimana keluarga kerajaan Inggris menginginkan dia dan sang suami untuk tetap "bungkam".

Baca Juga: Jadi Rakyat Biasa Setelah Keluar dari Kerajaan Inggris, Inilah Kekayaan Pangeran Harry dan Meghan Markle Saat Ini

"Bagaimana perasaan Anda tentang istana yang mendengar Anda mengatakan kebenaran hari ini?"

Demikian pertanyaan yang dilontarkan Oprah dalam cuplikan wawancara yang dibagikan CBS pada hari Rabu (3/3/2021) kemarin.

Mendapat pertanyaan tersebut, Meghan pun angkat bicara.

"Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa memperkirakan, bahwa setelah sekian lama kami akan tetap diam jika ada peran aktif yang dimainkan firma dalam mengabadikan kebohongan tentang kami," kata Meghan.

Baca Juga: ‘Mengundurkan Diri Berarti Tidak Melanjutkan Tanggung Jawab’ Pasca Pengunduran Diri dari Kebangsawanan, Pangeran Harry dan Meghan Markle Mengaku Kecewa Kehilangan Dukungan dari Kerajaan Inggris

Kata "firma" yang disebutkan wanita berusia 39 tahun itu mengacu pada institusi keluarga kerajaan.

"Jika itu disertai dengan risiko kehilangan sesuatu, saya membicarakan diri saya, banyak yang sudah hilang."

Kepada Meghan dan Harry, Oprah mengatakan "kamu mengatakan beberapa hal yang cukup mengejutkan di sini."

Tuduhan intimidasi

Pada hari Rabu, Istana Buckingham mengumumkan akan meluncurkan penyelidikan atas tuduhan penindasan yang dilakukan Meghan, seperti dilaporkan The Times.

"Kami jelas prihatin dengan tuduhan dalam laman The Times menyusul klaim yang dibuat mantan staf Duke dan Duchess of Sussex," demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan Istana Buckingham.

"Oleh karena itu, tim SDM kami akan melihat keadaan yang diuraikan dalam artikel tersebut."

Istana Buckingham juga menyatakan, anggota staf yang terlibat kala itu, termasuk mereka yang tidak lagi bekerja di keluarga kerajaan, akan diundang.

"Keluarga kerajaan sudah menerapkan kebijakan Dignity at Work selama beberapa tahun dan tidak akan mentoleransi penindasan atau pelecehan di tempat kerja."

Baca Juga: ‘Sejarah Bisa Saja Terulang Kembali’ Wawancara Pangeran Harry dengan Oprah Ungkapkan Ketakutannya Bila Tetap Tinggal di Inggris, Seperti yang Terjadi pada Putri Diana

Namun, Duchess of Sussex lewat juru bicaranya membantah tuduhan tersebut.

"The Duchess sedih dengan penyerangan karakternya, terutama sebagai seseorang yang menjadi target perundungan dirinya sendiri dan berkomitmen untuk mendukung mereka yang mengalami rasa sakit dan trauma."

Demikian kata jurubicara tersebut kepada People.

"Dia bertekad melanjutkan pekerjaannya membangun welas asih di seluruh dunia dan akan terus berusaha memberikan teladan dalam melakukan apa yang benar dan apa yang baik."

The Times melaporkan, keluhan perundungan itu disampaikan Jason Knauf, mantan sekretaris komunikasi Harry-Meghan pada Oktober 2018.

Kala itu, Knauf mengeklaim bahwa Meghan mengusir dua asisten pribadi dan merusak kepercayaan anggota staf ketiga.

Menurut The Times, Knauf mengajukan pengaduan dalam upaya untuk melindungi staf istana yang diduga diintimidasi oleh Duchess of Sussex hingga meneteskan air mata.

Seorang pembantu kerajaan yang terlibat konfrontasi dengan Meghan diduga menceritakan kepada seorang rekannya bahwa ia tidak bisa berhenti gemetar.

Pada Februari 2019, beberapa rekan Meghan mengungkap kepada laman People bahwa Meghan sendiri menjadi korban "intimidasi global" oleh pers.

"Meg diam-diam duduk dan menanggung kebohongan dan ketidakbenaran," sebut salah satu teman Meghan.

Baca Juga: ‘Maksimal Dua!’ Jawaban Pangeran Harry dan Meghan Markle Ketika Ditanya Rencana Soal Momongan

Pengacara membantah

Satu laporan pada November 2018 di laman Mail on Sunday menyebutkan jika Meghan diduga membombardir para pembantu istana dengan email dan SMS pada pukul lima pagi.

Dalam berita yang dimuat The Times pada Selasa lalu, sebuah sumber menyebutkan Harry memohon kepada Knauf untuk tidak melanjutkan pengaduan SDM.

Menurut The Times, pengacara Meghan dan Harry menyangkal adanya pertemuan dalam bentuk apa pun antara Harry dengan staf Kensington Palace.

Knauf dilaporkan mengirim email ke Simon Case, mantan sekretaris pribadi Pangeran William (sekarang menjabat sebagai sekretaris kabinet) setelah melakukan percakapan dengan Samantha Carruthers, kepala HR. Kasus tersebut kemudian diteruskan ke Carruthers.

"Carruthers setuju dengan saya dalam segala hal, situasinya sangat serius. Saya khawatir tidak ada yang akan dilakukan," kata Knauf dalam emailnya.

Jurubicara keluarga Sussex kemudian membuat pernyataan kepada The Times.

"Mari kita sebut ini apa adanya, kampanye kotor yang dihitung berdasarkan informasi yang menyesatkan dan berbahaya," kata jurubicara tersebut.

"Kami kecewa melihat penggambaran yang memfitnah The Duchess of Sussex ini mendapat kredibilitas dari media."

Baca Juga: Lakukan Seperti Putri Diana untuk Menghormatinya, Ini yang Dilakukan Meghan Markle pada Akta Kelahiran Anaknya

"Bukanlah kebetulan tuduhan yang ditujukan untuk merusak nama baik The Duchess diberitahukan kepada media Inggris tak lama sebelum dia dan Duke dijadwalkan berbicara terbuka dan jujur tentang pengalaman mereka beberapa tahun terakhir," tambahnya.

Laporan Knauf muncul lima hari sebelum wawancara Meghan dan Harry dengan Oprah Winfrey dijadwalkan tayang di stasiun televisi CBS.

Wawancara tersebut diprediksi membahas perjalanan hidup Meghan, mulai dari memasuki kehidupan sebagai seorang bangsawan hingga menikah, menjadi ibu, dan menghadapi tekanan publik yang intens.

Harry bergabung dengan sang istri untuk membicarakan kepindahan mereka ke Amerika Serikat dan keluarga besar mereka.

Dalam pratinjau wawancara, Winfrey mengatakan jika ia hanya ingin menjelaskan kepada semua orang, tidak ada subjek yang terlarang.

"Apakah Anda diam atau dibungkam? 'Nyaris tidak dapat diselamatkan' terdengar seperti ada titik puncaknya," ujar Winfrey.

The Times juga menyebutkan klaim bahwa Meghan mengenakan anting-anting selama melakukan kunjungan tahun 2018 ke Fiji.

Anting-anting itu diduga merupakan hadiah pernikahan dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi, yang menurut badan intelijen AS bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. (Gading Perkasa) Baca Juga: Konsekuensi Setelah Menanggalkan Gelar Kebangsawanannya, 10 Hak Istimewa Kerajaan Inggris Ini Tak Lagi Bisa Digunakan oleh Pangeran Harry dan Meghan Markle

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait