Intisari-online.com - Mungkin masih segar dalam ingatan kita beberapa waktu lalu, kasus menghilangnya milyader Jack Ma yang menghebohkan seluruh dunia.
Jack Ma dipandang sebagai seorang milyader paling sukses di China dan memiliki pengaruh besar dalam ekonomi China.
Namun, China justru berusaha membungkamnya karena dirinya dianggap berbahaya bagi negara.
Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (3/3/21), China memang membutuhkan wirausahawan sukses.
Tetapi jika seseorang di China terlalu sukses, hingga memiliki pengaruh besar, dia akan menjadi terlalu kuat dan tidak baik bagi China, ungkap Financial Times.
Menurut peringkat yang merangking orang-orang terkaya di China, pendiri Alibaba dan Ant Group, Jack Ma turun ke posisi keempat.
Sebelumnya, Jack Ma terus menduduki daftar orang terkaya di China, dalam dua tahun berturut-turut 2019 dan 2020.
Namun, sejak ada masalah dengan pemerintah China, peringkatnya terus turun, kata Global Rich List.
Baca Juga: Padahal Sempat Berseteru, Kini Pemerintah China Malah Puji Jack Ma, Ada Apa?
Mengomentari penurunan Jack Ma, Financial Times membandingkan Jeff Bezos atau Bill Gates tiba-tiba menghilang dari peringkat.
Itulah yang dialami Jack Ma, pengusaha yang pernah paling berpengaruh di China, dalam beberapa bulan terakhir, tulis Financial Times.
Meski demikian Jack Ma sekarang justru hidup lebih tenang.
Menurut rumor terbaru, miliarder China yang bermain golf di sebuah pulau terpencil, kekayaannya hampir masih terjaga.
Menurut Financial Times, kritik yang agak keras terhadap pengusaha paling terkenal di China mencerminkan kontradiksi internal.
Presiden China Xi Jinping ingin memenuhi "Impian China" melalui pertumbuhan ekonomi yang cepat, berdasarkan perusahaan swasta.
Pada saat yang sama Presiden Xi Jinping ingin memperluas sektor ekonomi negara.
Dengan menegaskan negara berperan dalam semua aspek kehidupan masyarakat.
Sampai konflik dengan pemerintah China, Jack Ma masih menjalankan perannya dengan baik, dia menjadi penopang ekonomi bagi pemerintah China.
Pada tahun 2005, saat upacara penandatanganan kerja sama antara Yahoo dan perusahaan e-commerce Alibaba.
Jack Ma pernah dengan jelas mengungkapkan pandangannya, "Bagaimana pemerintah meminta, saya akan mengikutinya".
Dalam wawancara lain, Ma juga mengatakan bahwa dia bersedia "menyerahkan seluruh perusahaan ke negara jika perlu," menurut Financial Times.
Di era perkembangan teknologi ini, miliarder Jack Ma semakin melebarkan pengaruhnya yang dipercaya oleh banyak investor, salah satunya adalah cucu mantan Presiden China Jiang Zemin.
Pemerintah Chinaingin memadamkan pengaruh Jack Ma sebelum segalanya menjadi lebih rumit, Financial Times menyimpulkan.
Di China, tidak ada satu atau bisnis apa pun yang bisa menjadi "terlalu besar," kata pengamat.