Intisari-Online.com -Sejak mengkritik pemerintah China, pendiri Alibaba Group Jack Ma "menghilang" pada Oktober 2020.
Sekitar tiga bulan kemudian, Jack Ma muncul lagi di depan umum.
Tepatnya, pada Januari 2021, Jack menghadiri konferensi video berdurasi 50 detik.
Meskipun kembali muncul, publik masih dibuat penasaran, apa sebenarnya yang dilakukan Jack Ma selama bersembunyi?
Son juga bercerita, sebelum pandemi, dia dan Ma selalu makan malam bersama untuk membahas bisnis dan kehidupan.
Ma dan Son menjadi dewan direksi di perusahaan satu sama lain.
Tampaknya, persahabatan mereka dalam ranah bisnis semakin berlanjut.
"(SoftBank) akan terus menjadi pemegang saham terbesar Alibaba dan Alibaba akan menjadi aset investasi paling penting bagi kami," tulis Son dalam laporan perusahaan bulan Juli lalu.
Jack Ma tidak khawatir
Saat ditanya tentang masalah regulator China yang sedang membelit Alibaba, Son mengaku tidak khawatir dan menilai regulasi anti-monopoli memang diperlukan.
"Saya pikir yang menjadi perbincangan saat ini adalah sesuatu yang sudah dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dan aturan itu tidak melebihi apa yang kita lihat di negara tersebut," jelas Son.
Son mengibaratkan Alibaba adalah "telur emas" yang sedang dierami SoftBank sebagai "induknya".
Dia memahami bahwa banyak orang khawatir dengan Alibaba yang tengah disorot Pemerintah China terkait dugaan monopoli.
"Bisnis (Alibaba) sendiri sebenarnya beroperasi dengan lancar dan berkembang," imbuh Son.
Namun, Son enggan mengomentari mengapa Ma memberikan kritik yang keras terhadap Pemerintah China bulan Oktober lalu.
"Saya tidak tahu detailnya. Jadi saya ragu untuk memberikan tanggapan tentang itu," katanya.
Sebelum dilaporkan "menghilang", Ma sempat melontarkan kritik pedas ke Pemerintah China dalam sebuah pidato di Shanghai, 24 Oktober lalu.
Ma menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai", berkaitan dengan jaminan untuk kredit.
Ma juga mengkritik regulasi perbankan yang berlaku dan menilai regulasi itu menghambat inovasi dan harus segera direformasi untuk mendorong ekonomi.
Tampaknya, Pemerintah China kurang berkenan menerima kritik tersebut.
Pemerintah kemudian memperketat regulasi financial technology untuk memblokir rencana IPO Ant Group pada November 2020.
Tak hanya itu, pemerintah juga membentuk satuan tugas khusus untuk mengawasi Ant Group.
Beijing juga menyusun aturan anti-monopoli baru untuk "menjinakkan" raksasa teknologi China seperti Alibaba dan Tencent.
(*)