Intisari-Online.com - Protes anti-China banyak terjadi di Asia Tengah.
Mereka memprotes hal yang berbeda-beda, mulai dari sewa lahan jangka panjang hingga penganiayaan terhadap Muslim di provinsi Xinjiang, China.
Selain China, mereka juga mengecam elit lokal, yang mereka tuduh bersekongkol dengan Beijing.
Bagaimana rakyat tidak curiga jika otoritas Asia Tengah jarang berbicara buruk tentang China.
Mereka cenderung mengabaikan protes anti-China dan kadang-kadang mereka bahkan membela China, mengatakan kepada rekan senegaranya bahwa mereka "harus berterima kasih" kepada Beijing karena mengulurkan tangan membantu mereka pada waktu yang sulit.
Melansir Carnegie Moscow Center (29/1/2021), para pemimpin Asia Tengah merasa bahwa setiap kritik publik terhadap Beijing berisiko memperburuk keadaan, mengingat kekuatan ekonomi Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa, dan ketergantungan ekonomi kawasan pada Tiongkok .
Namun, rupanya ada lebih banyak alasan elit Asia Tengah enggan berkonflik dengan Beijing.
Hubungan dengan China menjadi alat yang semakin penting untuk memperkaya diri bagi banyak keluarga dan kelompok yang berkuasa di kawasan itu.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR