Intisari-Online.com -Untuk bersiap menghadapi musuh-musuhnya, China tak henti-hentinya memperkuat sistem pertahannya.
Di Laut China Selatan, penentang China adalah negara-negara tetangga dan negara-negara Barat; di perbatasan Himalaya, China harusberhadapan dengan India; dan Taiwan yang ingin merdeka sepenuhnya juga berupaya keras untuk melawan China.
China semakin mempertegas bahasanya terhadap Taiwan (Formosa), dengan memperingatkan bahwa "kemerdekaan berarti perang".
Di tengah ketegangan dengan Taiwan, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini melakukan serangkaian skenario pertempuran, termasuk pendaratan amfibi di perairan yang jauh dari Tiongkok.
Latihan militer Komando Teater Selatan Angkatan Laut PLA juga melibatkan Angkatan Darat, Angkatan Udara, Pasukan Roket, dan Pasukan Komando Dukungan Strategis.
"Dalam sebuah langkah untuk mengeksplorasi taktik dalam pertempuran bersama yang sangat intensif di perairan yang jauh," kata China Central Televisi (CCTV) dalam laporannya, Selasa (2/3), seperti dilansir Global Times.
Dalam sesi latihan pendaratan amfibi, kapal pendarat amfibi Type 071 Wuzhishan melepaskan beberapa kapal pendarat berbantalan udara (LCAC) Type 726 dan Type 96 yang membawa marinir saat menyerbu pantai.
Sementara tank tempur utama Angkatan Darat keluar dari kapal pendarat amfibi Type 071 lainnya, Changbaishan, CCTV melaporkan.
Selama proses tersebut, jet tempur Su-30 dan pembom H-6K Angkatan Udara memberikan perlindungan udara untuk armada maritim dan pasukan pendaratan amfibi.
Menghasilkan efisiensi pertempuran
Letnan Ji Zhaowei, komandan kompi Marinir, mengatakan kepada CCTV, tank Angkatan Darat diintegrasikan ke dalam sistem taktis Marinir dengan sangat cepat dan memberikan dukungan tembakan yang kuat.
Dan, operasi gabungan tersebut menghasilkan efisiensi pertempuran yang lebih baik dibanding ketika Marinir dan Angkatan Darat dioperasikan secara terpisah.
Selama latihan yang akan berlangsung puluhan hari, Angkatan Laut PLA juga mempraktikkan pelatihan penembakan senjata utama, pertahanan udara, dan anti-rudal, lalu lepas landas dan pendaratan helikopter di malam hari, serta serangan gabungan udara dan maritim.
Latihan tersebut mengasah kemampuan tempur gabungan lintas matra PLA di wilayah asing, Song Zhongping, pakar militer, mengatakan kepada Global Times, Rabu (3/3).
Menurut Song, China juga harus bisa memproyeksikan kekuatan militernya di luar negeri untuk melindungi kepentingan yang sah di sana.
Menurut Angkatan Laut PLA, Latihan militer juga melibatkan kapal perusak berpeluru kendali Type 052D Yinchuan, kapal pengisian ulang komprehensif Type 901 Chaganhu, fregat rudal berpemandu Type 054A Hengyang, dan kapal pengintai elektronik Tianshuxing.
Namun, Angkatan Laut PLA merahasiakan lokasi latihan militer mereka.
Yang jelas, latihan itu berlangsung di tengah ketegangan China dengan Taiwan.