Advertorial
Intisari-online.com -Program vaksinasi pemerintah sedang diupayakan agar semua rakyat Indonesia bisa segera mendapatkan vaksin.
Itulah sebabnya program vaksinasi oleh pemerintah tidak hanya satu vaksinasi saja.
Disebutkan ada dua program vaksinasi.
Program vaksinasi yang ada meliputi program vaksin gratis dan vaksin gotong royong.
Baca Juga: Menkominfo dan Presiden Joko Widodo Tinjau Proses Vaksinasi Awak Media
Sebelumnya wacana vaksin gotong royong menimbulkan pertanyaan di masyarakat.
Program vaksin ini sendiri adalah program vaksin pemerintah.
Penyelenggaraannya secara gotong royong melalui perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan pemerintah akan memberikan 3,5 juta dosis vaksin kepada pihak swasta melalui program vaksin gotong royong.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Hoaks Tentang Vaksin Covid-19, Kemenkominfo Libatkan Multistakeholder
Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pihak swasta, yang ingin mengadakan program vaksinasi bagi para karyawannya.
Saat ini, pemerintah tengah mengupayakan pengadaan vaksin gotong royong sebanyak 20 juta dosis di tahun 2021.
Lebih lanjut, Erick mengatakan program vaksin gotong royong akan diberikan secara gratis.
"Vaksin gotong royong gratis juga, tapi kita kasih kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis para pekerja yang sudah loyal pada perusahaan tersebut," jelas Erick, Selasa (23/2/2021).
Ketentuan Program Vaksin Gotong Royong
Koordinator Komunikasi Publik PMO Komite Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Arya Sinulingga, mengatakan ke depannya tata kelola vaksin gotong royong akan diatur secara ketat dan transparan.
"Seperti contohnya, vaksin yang digunakan tidak sama dengan program vaksinasi gratis pemerintah, kemudian tidak menggunakan fasilitas kesehatan pemerintah, dan pengusaha memberikan gratis pada pekerjanya," ujarnya, Selasa (23/2/2021), dikutip dari situs resmi covid19.co.id.
Kemudian Arya menambahkan, terdapat beberapa tantangan yang kini menghadang wacana ini.
"Tantangannya justru pada mendapatkan vaksinnya, karena seluruh dunia sedang sama-sama mencari vaksin saat ini, dan tentunya kita berusaha agar tidak mahal sehingga pengusaha mendapatkan vaksinnya dengan harga normal."
"Tantangan selanjutnya adalah selentingan bahwa vaksin gotong royong ini untuk orang kaya, tapi sebenarnya ini untuk karyawan mereka, ini wajar mengingat karyawan juga rentan terpapar Covid-19,” paparnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Shinta Widjaja Kamdani, menyampaikan dalam dua pekan ada 6.689 perusahaan yang tertarik mengikuti program ini.
Selanjutnya, ia menuturkan perlu dilakukan sosialisasi untuk memperjelas posisi vaksin gotong royong di kalangan pekerja.
"Ketika nanti keluar aturannya, lebih jelas bahwa ini tidak ada niatan komersialisasi, benar-benar membantu percepatan vaksinasi, semua nanti dikontrol pemerintah."
"Jadi objektifnya jelas yakni bersama membantu Indonesia. Tanpa keberhasilan vaksinasi, tidak mungkin kita bisa melakukan pemulihan ekonomi dengan baik, ini peran kita bersama sehingga kami pelaku usaha siap mendukung dan berpartisipasi,” terangnya.
Lebih lanjut, peneliti dari Institue for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah, menjabarkan beberapa kriteria perusahaan yang diharapkan mengikuti program vaksinasi ini.
“Bagi perusahaan, harapannya yang bisa mengikuti vaksinasi gotong royong ini adalah padat karya, berada di zona merah Covid-19, lalu memiliki efek multiplayer yang besar pada perekonomian nasional,” jelasnya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini