Intisari-Online.com - Dulu, waktu awal pandemi virus corona (Covid-19), ada laporan orang-orang menimbun masker dan hand sanitizer.
Ini karena mereka mengalami panik atas pandemi. Takut pemerintah melockdown kota dan membuat mereka kehabisan masker.
Nah, kinibeberapa negara di seluruh dunia tengah mendisribusikan vaksin virus corona (Covid-19). Termasuk Indonesia.
Bahkan beberapa negara sudah memesan jutaan dosis vaksin dari beberapa perusahaan farmasi.
Tujuannya sama. Demi menghentikan penyebaran virus corona yang begitu mematikan.
Masalahnya,di tengah situasi sibuk itu, ada laporan bahwa ada sejumlah negara yang menimbun vaksin virus corona.
Laporanitu ditulis oleh aktivis anti-kemiskinan yang dirilis pada hari Jumat (19/2/2021).
Dalam laporan tertulis, negara-negara kaya akan memiliki lebih dari satu miliar dosis vaksin Covid-19 daripada yang mereka butuhkan.
Hal tersebut akan membuat negara-negara miskin berebut untuk mendapatkan sisa pasokan vaksin saat dunia berusaha untuk mengekang penyebaran pandemi virus corona.
Reutersmemberitakan, dalam analisis kesepakatan pasokan vaksin Covid-19 saat ini, ONE Campaign mengatakan negara-negara kaya.
Seperti Amerika Serikat dan Inggris, harus berbagi kelebihan dosis vaksin mereka untuk "meningkatkan" respons global sepenuhnya terhadap pandemi.
Kelompok advokasi, yang berkampanye melawan kemiskinan dan penyakit yang dapat dicegah, mengatakan kegagalan untuk melakukan hal tersebut akan menjauhkan miliaran orang dari perlindungan virus penyebab Covid-19.
Kemungkinan hal ini akan memperpanjang pandemi.
Laporan tersebut secara khusus melihat kontrak dengan lima produsen vaksin Covid-19 terkemuka.
Seperti Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Novavax.
MelansirReuters, laporan tersebut menemukan bahwa hingga saat ini, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang telah mendapatkan lebih dari 3 miliar dosis.
Baca Juga: Bisa Anda Coba, Berikut Ini 5 Cara Menghilangkan Kutil Paling Ampuh
Data itu satu miliar lebih banyak dari 2,06 miliar yang dibutuhkan untuk memberikan dua dosis kepada seluruh populasi.
"Kelebihan besar ini adalah perwujudan nasionalisme vaksin," kata Jenny Ottenhoff, direktur senior kebijakan ONE Campaign seperti yang dilansirReuters.
Analisis tersebut menemukan bahwa, bersama dengan pasokan vaksin Covid-19 lainnya yang diperoleh melalui rencana pembagian vaksin global Covax dan dalam kesepakatan bilateral, kelebihan dosis negara kaya akan sangat membantu melindungi orang-orang yang rentan di negara-negara miskin.
Ini secara signifikan akan mengurangi risiko kematian akibat Covid-19, katanya, serta membatasi kemungkinan munculnya varian virus baru dan mempercepat diakhirinya pandemi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis mendesak negara-negara dengan vaksin untuk tidak membagikannya secara sepihak, melainkan menyumbangkannya lewat skema Covax global untuk memastikan keadilan.
(kontan.co.id)