Penulis
Intisari-Online.com - Pada saat Perang Dunia I dan II, Jepang dikenal sebagai negara paling menakutkan.
Ini karena Jepang memiliki pasukan yang banyak hingga senjata militer yang canggih pada zamannya.
Salah satu yang paling terkenal adalah kapal perang Yamato.
Di mana kapal perang Yamato dibangun ketika Jepang masih terikat perjanjian pembatasan senjata dan alat perang, Washintong Naval Treaty dan London Naval Treaty.
Akibat perjanjian itu Jepang hanya boleh membangun kapal jenis kecil dan tidak bersenjata.
Tapi pada tahun 1936, perjanjian itu dicabut dan Yamato yang semula dirancang untuk kapal kecil, diam-diam dimodifikasi serta dibangun menjadi kapal perang super berbobot total 72.800 ton.
Setelah dibangun di tempat rahasia, yakni pangkalan AL Jepang di Kure, pada tahun 1940 Yamato keluar dari sarang dan siap bertugas di medan laga.
Sebagai kapal perang super, badan kapal yang mengelilingi Yamato dilapisi baja setebal 410 mm dan baja yang melapisi bagian deknya setebal 200 mm.
Senjata meriam yang dimiliki Yamato cukup banyak dan punya kaliber besar.
Antara lain, 9 meriam kaliber 46 cm, 12 meriam kaliber 15,5 cm, 12 meriam kaliber 12,7 cm dan 24 meriam kaliber 25 mm.
Pada tahun 1945 saat Yamato ditugaskan sebagai benteng pertahanan terakhir Jepang di laut, dan meriamnya pun ditambah: 162 meriam kaliber 25 mm AA, 24 meriam kaliber 12,7 cm, 4 meriam kaliber 13 mm AA, dan 7 buah alat pelontar pesawat.
Yamato yang sempat menjadiflagshipAdmiral (Laksamana) Yamamoto, pernah terlibat pertempuran di Midway, Battle of Philipina Sea, Battle of Leyte Gulf dan Battle of Samar.
Kehebatan Yamato yang dilukiskan oleh AL Jepang sebagai kapal perang yang tidak mungkin ditenggelamkan itu makin dahsyat lagi ketika Yamato dilengkapi radar pencari pesawat dan kapal musuh.
Kehebatan Yamato memang terbukti, sejumlah bom dan torpedo yang menghantam badannya hanya menimbulkan kerusakan ringan.
Setelah kembali ke pangkalan dan kerusakannya diperbaiki, Yamato yang biasanya juga ditambahi meriam terbaru sudah siap bertempur lagi.
Pertempuran terakhir yang dialami Yamato adalah ketika berusaha mepertahankan kepulauan Okinawa pada akhir 1945 di pengujung Perang Dunia II.
Sebagai pulau yang merupakan pertahanan terakhir Jepang, awak Yamato ditugaskan untuk bertempur sampai mati demi mempertahankan pulau yang dianggap suci itu.
Namun, Angkatan Laut AS yang berhasil mengendus keberadaannya segera melakukan pencegatan ketika Yamato berlayar sekitar 200 km dari Okinawa.
Sebanyak 386 pesawat pengebom dan peluncur torpedo dikerahkan untuk menghancurkan Yamato.
Jumlah pesawat untuk menghajar Yamato sengaja dikerahkan oleh AS dan sekutunya dalam jumlah ratusan karena saat itu Yamato harus bisa ditenggelamkan.
Pasalnya jika Yamato tidak tenggelam, ia akan menjadi penghalang besar bagi serbuan pasukan Sekutu ke Okinawa.
Setelah dihantam tepat sebanyak 8 bom dan 10 torpedo, Yamato yang diyakini Jepang tidak mungkin karam itu akhirnya tenggelam bersama seluruh awaknya.
Akibat tenggelamnya Yamato, sebanyak 2.475 awaknya tewas.
Tapi 269 awak lainnya berhasil menyelamatkan diri ke kapaldestroyerJepang yang bertugas mengawal Yamato.
(Moh. Habib)