Find Us On Social Media :

Pakar Wabah Indonesia Ketar-ketir Jika Pemerintah dan BPOM Nekat Kembangkan Vaksin Nusantara untuk Jadi Vaksin Covid-19, Ada Kecenderungan Pengobatan Kanker Ini

By Maymunah Nasution, Senin, 22 Februari 2021 | 06:30 WIB

Keunggulan sel denditrik yang ada di Vaksin Nusantara justru disebut pakar wabah jadi sebab Vaksin ini tak boleh dikembangkan lagi

Intisari-online.com - Mantan Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto kembali menarik perhatian setelah mengembangkan proyek Vaksin Nusantara.

Namun, pakar wabah Indonesia atau epidemiolog malah meminta pemerintah hentikan proyek tersebut.

Para ahli meminta pemerintah untuk tidak memberikan dana, serta mengimbau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memberhentikan (stop) perizinan Vaksin Nusantara.

"(Vaksin Nusantara sebaiknya) tidak didanai oleh pemerintah dan dihentikan oleh BPOM bila ada aturan yang tidak sesuai," kata Pandu Riono selaku Epidemiolog Universitas Indonesia kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

Baca Juga: 'Yang Dapat Vaksin yang Sudah Dekat dengan Menkes', Kala Vaksinasi Covid-19 di Negara Ini Mendahulukan Koneksi dengan Menkes, Ia Akhirnya Mundur Setelah Hampir 'Digoreng' Rakyatnya

Sebagai informasi, Vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memulai tahap uji klinis kedua di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang, Selasa (16/2/2021).

Penelitian ini dilaksanakan di RS Kariadi Semarang bekerjasama dengan RSPAD Gatot Subroto dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

Berikut alasan para ahli menentang pemerintah mendanai dan meminta BPOM memberhentikan izin Vaksin Nusantara ini:

1. Mengandung sel dendritik

Baca Juga: Sempat Diminta Direshuffle Waktu Jokowi 'Marah', Menteri Kesehatan Terawan Justru Diundang WHO Jadi Pembicara Karena Dinilai Berhasil Tangani Covid-19