Intisari-online.com -Menteri Kesehatan Argentina telah mengundurkan diri setelah laporan skandal tentangnya muncul.
Skandal ini berkaitan dengan warga di negara Amerika Selatan tersebut menggunakan koneksi agar bisa divaksin terlebih dahulu.
Dalam pernyataan yang diunggah ke Twitter Jumat lalu, Gines Gonzalez Garcia mengatakan banyak individu bisa maju mendapat vaksin Covid-19 duluan karena "kebingungan" di kantornya saat ia pergi.
Akibatnya, banyak rakyat Argentina menuntutnya untuk mundur.
"Merespon permintaan Anda, saya kabarkan pengunduran diri saya dari posisi menteri kesehatan," tulis Garcia dalam surat dikirimkan ke Presiden Alberto Fernandez.
Sebelumnya presiden Argentina tersebut sudah meminta pengunduran diri menkes itu.
Garcia juga membuat cuitan, "Aku utarakan terima kasihku kepada mayoritas warga Argentina atas komitmen dan dukungan kebijakan yang kita terapkan membangun sistem kesehatan federal kita, dengan kesetaraan, akses dan kualitas lebih besar."
Skandal bocor setelah jurnalis Argentina mengatakan ia telah menerima suntikan Covid-19 setelah berbicara langsung ke menteri itu.
Garcia kemudian digantikan oleh salah satu deputi menterinya, Carla Vizzotti.
Carla Vizzotti sendiri bertanggung jawab mengamankan vaksin yang dibeli negaranya, Sputnik V dari Rusia.
Argentina memberikan prioritas vaksin untuk pekerja medis dalam prograam vaksinasi.
Sementara vaksinasi untuk warga berusia di atas 70 tahun dimulai sejak Rabu lalu.
Negara dengan 44 juta warga itu telah melaporkan lebih dari 2 juta kasus Covid-19 dan 51 ribu kematian karena virus Corona, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Pengiriman vaksin Covid-19 telah mundur jauh dari yang diharapkan Argentina.
Negara ini juga bukan satu-satunya di Amerika Latin yang menghadapi skandal vaksin virus Corona.
Menteri kesehatan dan luar negeri Peru mengundurkan diri bulan ini.
Hal ini terjadi setelah munculnya laporan yang memberitakan ratusan pejabat pemerintah termasuk mantan Presiden Martin Vizcarra, sudah menerima suntik vaksin.
Kini Presiden Peru dan Argentina berharap skandal itu dilupakan dan bisa membangun kembali kepercayaan warga.
Pelaksana tugas Presiden Fransisco Sagasti mengatakan minggu lalu jika 487 pejabat curang untuk bisa divaksin lebih awal.
"Kurasa yang akan paling vokal adalah vaksinasi," ujarnya.
"Itulah cara mereka akan berbicara ke warga mereka: dapatkan vaksinasi dan selesaikan secepat mereka bisa."
Itulah sebabnya vaksinasi massal Argentina sudah akan dimulai.
Diumumkan ke seluruh negara termasuk Ibukota Federal, warga berusia 70 atau 80 tahun sudah akan divaksinasi minggu ini.
Masing-masing daerah mampu menentukan secara independen siapa yang akan menjadi prioritas sesuai jumlah warga dan populasi.
Di beberapa wilayah, guru dan mereka yang berisiko tinggi akan dipertimbangkan untuk vaksinasi awal.
Selain vaksin Sputnik V dari Rusia, Argentina juga membeli 580 ribu dosis vaksin Covishield dari Insitut Serum India.
Covishield adalah vaksin yang diproduksi India dari teknologi yang didapatkan mereka dari AstraZeneca dan Universitas Oxford.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini