Berlanjut ke tahun 1974, ketika Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (biasa disebut sebagai FRETILIN) didirikan, saat itu Timor Timur masih menjadi wilayah Portugis setelah kekalahan Jepang dalam PD II.
Sementara FRETILIN adalah gerakan pro-kemerdekaan yang anggotanya adalah pejuang kemerdekaan yang mengadopsi pendekatan perang gerilya untuk memperoleh kemerdekaan bagi Timor Timur.
Pada tahun 1975, segera setelah Timor Timur merdeka dari Portugis, giliran pasukan Indonesia menyerbu.
Dalam perjuangan mereka melawan pasukan Indonesia, pejuang FRETILIN ternyata juga menggunakan terowongan Venilale sebagai tempat persembunyian.
Bagaimanapun terowongan itu merupakan pengingat penjajahan panjang dan berdarah selama Jepang berkuasa, namun kemudian menjadi instrumen pencapaian kemerdekaan Timor Leste.
Venilale sendiri berjarak 30 km di selatan Baucau, pemukiman paling luas di daerah tersebut.
Cara terbaik untuk mencapai kota itu adalah dengan transportasi pribadi.
Dikatakan, jalan menuju ke sana bergelombang dan banyak ruas yang tidak beraspal, namun mobil atau motor biasa bisa melaju dengan mudah.
Terowongan bersejarah bagi Timor Leste itu tidak dipasang tanda, tetapi cukup mudah ditemukan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR