Advertorial
Intisari-Online.com - Penjajahan oleh Bangsa Portugis mejadi bagian dari sejarah Timor Leste.
Kedatangan Bangsa Portugis ke Timor Leste mulanya karena wilayah ini menjadi sumber melimpah kayu cendana.
Pada tahun 1600-an, Portugis menyerbu Pulau Timor, mendirikan pos perdagangan dan menggunakan pulau ini sebagai sumber kayu cendana.
Melansir Kompas.com, Pulau Timor pada abad ke-16 terkenal sebagai satu- satunya sumber cendana terbaik di dunia.
Bahkan berabad-abad sebelum itu, pedagang Cina dari Makau dan Hong Kong telah merambah Timor melalui jalur rahasia.
Seperti cengkeh di Maluku dan pala di Pulau Banda, cendana Pulau Timor dihargai sangat mahal.
Dikatakan, kisah aktifitas perdagangan cendana di Timor adalah sebuah naskah catatan perjalanan yang ditulis oleh Wang Da Yuan yang berjudul Daoyi Chi Lue pada 1350 yang menyebutkan bahwa di wilayah Timor tidak tumbuh pohon lainnya selain cendana serta bahwa cendana diperdagangkan dan ditukar dengan perak, besi, porselen, kain dan manik-manik.
Namun, selain merupakan sumber terbaik kayu cendana, wilayah ini juga memiliki berbagai kekayaan alam lainnya.
Melansir Britannica.com, ada begitu banyak kekayaan alam yang dimiliki negara berjuluk 'Bumi Lorosae' ini.
Timor Leste memiliki daerah perbukitan ditutupi dengan kayu cendana.
Sementara itu, di dataran rendahnya tumbuh pohon kelapa dan pohon eukaliptus.
Ada mata air panas dan banyak aliran gunung. Juga satwa liar termasuk kuskus (spesies marsupial), monyet, rusa, musang kucing, ular, dan buaya.
Tentu saja, terdapat sumber pertambangan yang menjadi komponen terpenting ekomoni Timor Leste.
Ada produksi hidrokarbon, yang terutama dari simpanan gas alam lepas pantai.
Selain itu, Timor Leste memiliki penambangan marmer untuk ekspor.
Selain mengandalkan pertambangan, Timor Leste juga mengandalkan pertaniannya.
Pertanian, yang sudah lama menjadi andalan ekonomi, masih mempekerjakan sebagian besar penduduk, dikutip dari Britannica.com.
Produk utama pertanian Timor Leste meliputi jagung (jagung), beras, ubi kayu, ubi jalar, kacang kering, kelapa, dan kopi .
Lainnya adalah manufaktur tekstil, garmen, kerajinan tangan, dan kopi olahan.
Di luar kekayaan alam, Timor Leste pun menghasilkan kerajinan meliputi tembikar, ukiran kayu dan gading , anyaman, produksi sabut, dan pembuatan keranjang.
Soal kekayaan cendananya, daerah Ambeno adalah yang terkenal memiliki hutan cendana yang berharga, kebun kelapa, dan perkebunan padi.
Tampak bahwa bekas wilayah Indonesia ini merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang terbilang melimpah, seperti halnya nusantara.
Dengan kekayaan alam yang melimpah, bahkan bukan hanya Portugis saja yang terlibat dalam pengerukan kekayaan di Bumi Lorosae.
Tetangga dekatnya, Australia, juga pernah terlibat konflik berkepanjangan dengan Timor Leste terkait kekayaan minyak di wilayah ini.
Portugis sendiri menduduki Timor Leste selama ratusan tahun. Sebelum benar-benar hengkang pada tahun 1975, ia sempat meninggalkan wilayah ini selama Timor Leste dikuasai oleh Jepang.
Belanda dan Jepang juga berebut untuk menguasai wilayah Timor Leste. Portugis memberikan bagian barat Timor Leste ke Belanda. Sementara, Jepang menguasai Timor Leste pada 1942-1945.
Timor Leste lepas dari penjajahan Portugis dengan deklarasi kemerdekaannya pada 28 November 1975.
Meski, kemerdekaan tersebut juga hanya bertahan seumur jagung hingga terjadi invasi oleh Indonesia dan menjadikan wilayah ini masuk dalam periode sejarah lainnya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari