Itu berarti senjata hipersonik dapat bergerak sekitar satu mil per detik.
Kecepatannya, serta lintasannya yang datar dan kemampuannya untuk bermanuver dalam penerbangan, membuat rudal jauh lebih sulit untuk dicegat.
Bagaimanapun, AS tertinggal dari saingan militer utamanya, Rusia dan China, dalam pengembangan persenjataan kosmiknya.
Beijing sudah menawarkan rudal hipersonik canggih yang disebut DF-17, yang menurut para analis mampu menyerang pangkalan AS di wilayah tersebut.
Sementara Rusia mengungkapkan rudal Avangard pada Desember 2019, dengan Vladimir Putin mengklaim senjata baru itu dapat “bergerak hingga 20 kali kecepatan suara, seperti 'meteorit' atau 'bola api'.
Baik Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS saat ini sedang mengembangkan rudal hipersonik mereka sendiri.
Angkatan Laut berharap memiliki senjata yang diluncurkan kapal pada tahun 2023, diikuti oleh rudal yang diluncurkan oleh kapal selam pada tahun 2024.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR