Dirayakan Sebagai Hari Kasih Sayang, Mengapa Valentine Selalu Identik dengan Cokelat? Begini Penjelasan Sejarawan Makanan!

K. Tatik Wardayati

Penulis

(ilustrasi) coklat untuk hari valentine
(ilustrasi) coklat untuk hari valentine

Intisari-Online.com – Tepat pada hari ini, setiap tanggal 14 Februari, diperingati sebagai Hari Valentine, atau hari kasih sayang.

Di beberapa negara, Hari Valentine ini dirayakan bersama pasangan atau keluarga yang sangat mereka cintai.

Bagaimana perayaan Hari Valentine di Indonesia?

Di Indonesia, Hari Valentine memang tidak dirayakan secara resmi, tetapi nuansa bulan penuh cinta biasanya turut digaungkan oleh sejumlah pihak, misalnya pusat perbelanjaan atau sejumlah merek dengan memberikan promosi khusus.

Baca Juga: Dokter Beri Peringatan, Kebanyakan Makan Coklat Bisa Sebabkan Masalah di Area Sensitif Ini, Yakin Masih Mau Hadiahkan Coklat di Hari Valentine?

Sebagian orang juga ikut meramaikan Hari Valentine dengan memberikan hadiah untuk pasangannya.

Beberapa kado valentine yang umum diberikan antara lain bunga dan cokelat.

Namun, mengapa Hari Valentine identik dengan cokelat?

Sejarawan makanan, Profesor Rebecca Earle dari Warwick University, menjelaskan kepada Independent bahwa pada era Victoria, cokelat dianggap sebagai alat rayuan.

Baca Juga: Kisah Sang Legenda Santo Valentine, Si 'Pelopor' Hari Kasih Sayang

Saat itu, para laki-laki tampaknya tahu betul bahwa cokelat adalah senjata yang paling ampuh untuk melamar perempuan.

Bahkan, buku etiket dan pengiklan sama-sama mendorong anggapan bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan sama seperti pernyataan cinta.

Laki-laki memberikan cokelat sebagai tanda kasih sayang.

Pada saat yang sama, selera dan ketajamannya dalam memilih kotak cokelat juga dapat terlihat dari cokelat yang diberikan kepada perempuan.

Para pengiklan pun berupaya membentuk anggapan di kalangan konsumen bahwa kotak cokelat yang lebih mahal menandakan cinta dan kasih sayang yang lebih mendalam.

Selama bertahun-tahun, para produsen memproduksi cokelat kemasan dalam jumlah besar, mulai dari cokelat bonbon sederhana hingga kumpulan cokelat mahal yang dikemas dalam beberapa lapisan pembungkus dan pita yang meniru pakaian para perempuan di era Victoria.

Para sejarawan menyoroti kemiripan yang menarik antara kotak cokelat yang rumit dengan lapisan renda, crinolin, dan sutra pakaian perempuan di zaman tersebut.

Karena cokelat sangat erat kaitannya dengan hubungan asmara dan seks, para perempuan Victoria yang masih lajang diingatkan untuk tidak menerima cokelat dari sembaran laki-laki yang tidak memiliki hubungan atau pertunangan dengan mereka.

Hal itu dianggap sama tabunya dengan jika perempuan yang memberikan cokelat untuk laki-laki.

Baca Juga: Bagaimana Bila Anda Sendirian di Hari Valentine? Rayakan Saja dengan Membahagiakan Orang Lain

Namun, tradisi tersebut memudar seiring dengan kemajuan zaman dan berkembangnya perayaan Hari Valentine ke berbagai belahan dunia.

Di Tanah Air sendiri, mungkin tanggal ini lebih banyak digunakan sebagai momen untuk memberikan tanda kasih sayang, tetapi tak semua pasangan melakukannya.

Tak hanya cokelat atau bunga, kado valentine juga kini lebih bervariasi, bahkan bisa berupa barang spesifik yang disukai oleh pasangan.

Bagaimana dengan Anda , apakah menanti kado valentine juga dari pasanganmu? (Nabilla Tashandra)

Baca Juga: Lebih Sehat dan Bermakna Bagi Hubungan Anda, Ini 4 Ide untuk Rayakan Valentine Bersama Pasangan

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait