Intisari-Online.com – Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah paparan infeksi virus Corona adalah memakai masker.
Banyak pilihan masker aman yang telah disarankan oleh WHO, antara lain masker medis dan masker kain, lebih baik bila dibuat sendiri.
Namun, banyak yang mempercayai bahwa masker medis dinilai lebih efektif untuk mencegah penularan Covid-19.
Tetapi ada masalah lain yang mengintai dari penggunaan masker sekali pakai, yaitu limbahnya yang mencemari lingkungan.
Menurut data yang dihimpun Kementrian Kesehatan, pada 2019, ada sekitar 295 ton/hari limbah medis.
Sementara sepanjang pandemi Covid-19, meningkat 30 persen.
Masker medis sendiri termasuk ke dalam limbah medis. Tumpukan sampah masker terbukti berbahaya dan dapat mematikan bagi satwa liar di alam bebas.
"Ketika masker wajah dibuang, barang tersebut dapat merusak lingkungan dan hewan yang juga hidup di bumi."
Baca Juga: Bantu Tangani Pandemi, Reckitt Benckiser Indonesia Donasikan 800 Ribu Masker Medis Kepada Kemenkes
Demikian yang diungkap Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) seperti dikutip CNA.
Ada sejumlah peristiwa yang menunjukkan masker menimbulkan masalah bagi hewan.
Di Malaysia, monyet kecil terlihat sedang mengunyah tali masker yang sudah menjadi sampah.
Hal itu berpotensi membuat monyet berpotensi tersedak. Lalu di Inggris, seekor burung camar tidak bisa bergerak selama seminggu karena kakinya tersangkut di tali masker sekali pakai.
Tali telah mengencang di sekitar kaki burung hingga membuat persendiannya bengkak dan sakit.
Di Brasil, seorang konservasionis menemukan masker di dalam perut penguin yang sudah mati.
Selain itu, ada pula ikan buntal yang mati di lepas pantai Miami karena terperangkap masker.
Tak jauh berbeda, aktivis lingkungan di Prancis menemukan seekor kepiting mati karena terjerat masker di laguna air asin dekat Mediterania.
Melihat fakta-fakta tersebut, dampak terbesar dari masker mungkin terjadi di perairan.
Menurut data kelompok lingkungan OceansAsia, lebih dari 1,5 miliar masker masuk ke lautan dunia pada tahun 2020.
Diperkirakan sebanyak 52 miliar masker diproduksi secara global pada tahun lalu.
Selain itu, limbah dari pandemi dikatakan telah menyumbang 6.200 ton sampah tambahan yang mencemari laut.
Tak hanya masker, sarung tangan juga menjadi masalah baru. Menurut kepala ilmuwan Ocean Conservacy George Leonard, masker dan sarung tangan sangat bermasalah bagi makhluk laut.
"Sarung tangan bisa disalahartikan oleh hewan seperti penyu sebagai makanannya,” kata Leonard kepada South China Morning Post.
“Kebanyakan masker memiliki tali untuk dikaitkan ke telinga manusia. Tapi itu juga menjadi bahaya bagi ikan, penyu dan burung laut karena bisa mengikat," tambahnya.
Para ahli konservasi menemukan bahwa masker menambah limbah plastik tingkat tinggi yang mengkhawatirkan di perairan Hongkong.
Baca Juga: Siapa Saja yang Wajib Gunakan Masker Medis? WHO Berikan Panduan Terbaru Cegah Penularan Virus Corona
Potong tali masker
Para pegiat lingkungan mendesak masyarakat dunia untuk membuang masker dengan benar dan memotong talinya guna mengurangi risiko hewan terjerat.
OceansAsia juga meminta pejabat negara memberikan denda pada orang-orang yang membuang sampah sembarangan.
Selain itu, penggunaan masker yang bisa dicuci juga terus dikampanyekan agar dapat mengurangi sampah masker sekali pakai. (Maria Adeline Tiara Putri)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari