Intisari-online.com - Tanggal 1 Februari kemarin, sebuah kudeta di Myanmar terlaksana.
Kudeta itu menangkan pemimpin Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) Aung San Suu Kyi, yang kemudian diasingkan bersama pejabat Myanmar lain.
Dengan ini Myanmar masuki kondisi status darurat selama satu tahun dan pemerintahannya dipegang oleh militer lagi, kali ini oleh Jenderal Min Aung Hlaing.
Siapa sangka, perubahan internal Myanmar akan diamati dengan seksama oleh Beijing.
Lantas apa sebenarnya hubungan Beijing dalam konflik internal Myanmar dan pengaruh kudeta ini terhadap China?
China sendiri menyebut kudeta militer ini bukan sebagai kudeta, melainkan hanya pergantian kabinet saja.
China memang memiliki sejarah panjang dalam kepemimpinan militer di Myanmar.
Di akhir tahun 1980-an, China memiliki hubungan yang baik dengan Tatmadaw, militer Myanmar.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR