"AS perlu bekerja dengan sekutunya dan mengeluarkan ultimatum, menuntut tentara Myanmar membebaskan Aung San Suu Kyi. Jika tidak, mereka akan menanggung akibatnya," kata John Sifton.
Tentara Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan penangkapan Aung San Suu Kyi bertujuan untuk mengungkap kecurangan pemilu.
Sebelumnya, Hlaing telah mengisyaratkan tentang kudeta jika konstitusi Myanmar tidak melakukan tidakan bersih.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk penahanan militer Myanmar terhadap Suu Kyi dan para pemimpin politik lainnya.
"Kami menyerukan kepada militer Myanmar untuk menghormati keinginan rakyat," kata PBB.
Kemudian, pemerintah Australia mengatakan sangat prihatin dengan upaya militer untuk mendapatkan kembali kendali penuh atas Myanmar.
"Kami menyerukan kepada militer Myanmar untuk menghormati hukum dan menyelesaikan konflik dengan mekanisme hukum," kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.
"Mereka harus segera membebaskan para pemimpin sipil yang ditahan secara ilegal," katanya.
Bersama Australia, Singapura juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas kejadian tersebut.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR