Intisari-online.com - Pada 1 Februari 2021, tentara Myanmar melakukan kudeta penangkapan Aung San Suu Kyi, pemimpin terpilih Myanmar.
Hal ini menyebabkan keadaan darurat nasional, setidaknya selama 1 tahun, militer Myanmar akan mengambil alih pemerintahan.
Sementara itu tindakan yang dilakukan oleh militer Myanmar dalam melakukan kudeta itu, menarik perhatian dari banyak pihak dunia.
Misalnya Amerika, menurut 24h.com.vn Selasa (2/2/21) mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah menerima laporan tentang kasus penangkapan Aung San Suu Kyi.
Melalui Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, Amerika mengatakan untuk meminta tentara Myanmar segera membesakan Aung San Suu Kyi.
"AS selalu berdiri berdampingan dengan rakyat Myanmar dalam aspirasinya, demokrasi dan perdamaian. Tentara Myanmar harus segera membatalkan tindakan mereka," kata Blinken.
"AS menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu yang menghambat proses demokrasi Myanmar, jika situasinya tidak berubah," kata Jen Psaki, juru bicara Gedung Putih.
Namun, John Sifton, Direktur Regional Asia untuk Pengawasan Hak Asasi Manusia (HRW), menyebut tanggapan Amerika sangat lemah.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR