Find Us On Social Media :

Digaungkan Menjadi Pemimpin Myanmar yang Luhur, Putri Proklamator Myanmar Ini Dianggap Pakar Telah Gagal Baik Sebagai Aktivis HAM Maupun Politisi, Inilah Sebabnya

By Maymunah Nasution, Selasa, 2 Februari 2021 | 11:33 WIB

Aung San Suu Kyi bersama anggota militer Myanmar

Intisari-online.com - Myanmar mendapat perhatian dunia setelah terjadi kudeta militer oleh pemimpin militernya, Min Aung Hlaing.

Faktanya negara itu sudah bertahun-tahun dihantui oleh junta militer, dengan rakyat menganggap sosok pelindung mereka adalah Daw Aung San Suu Kyi.

Rakyat akan memasang foto rahasia Aung San Suu Kyi, putri tunggal dari proklamator Myanmar atau Burma, Aung San.

Ia menjadi citra dari demokrasi yang telah lama dirindukan warga, dan Suu Kyi dianggap akan menyelamatkan negaranya dari kekuasaan militer yang mengerikan meskipun ia menjadi tahanan rumah.

Baca Juga: 'Mereka Inginkan Demokrasi yang Nyata' Saat Warga Myanmar Inginkan Perubahan Pemimpin Lewat Pemilu Tapi Justru Presiden dan Calon Presiden Baru Ditahan Militer dan Terjadi Kudeta Mengerikan

Namun meskipun ia dan partainya memenangkan pemilu bersejarah di tahun 2015 dan di tahun 2020 kemarin, ditambah pemerintahan sipil dan popularitasnya di dalam Myanmar, Suu Kyi dianggap sosok yang berbeda di luar negaranya.

Dalam opini karangan jurnalis New York Times, Hannah Beech, Suu Kyi disebutkan sudah digambarkan oleh para pakar asing sebagai santo pelindung yang gagal dan membuat perjanjian Faustian dengan para jenderal.

Ia juga disebutkan tidak lagi layak mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Karena pada akhirnya, Suu Kyi (75) gagal menyelamatkan warganya, atau tidak bisa menghentikan para jenderal militer.

Baca Juga: Berani Gulingkan Pemerintahan dan Tangkapi Pemimpin Myanmar, Analis Bongkar Ambisi Terpendam Jenderal Min Aung Hlaing