Mereka diperkirakan akan tinggal hingga pertengahan Maret.
Isu terorisme yang meningkat
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) Rabu kemarin mengisukan peringatan terorisme nasional yang menyisakan potensi kekerasan dari warga yang termotivasi oleh sentimen anti-pemerintah setelah kemenangan Joe Biden.
Peringatan diberikan lewat buletin yang menuliskan jika kericuhan disebabkan pendukung Donald Trump di Gedung Capitol pada 6 Januari bisa menimbulkan gerakan ekstrimis dan menjadi panggung untuk serangan tambahan.
Dilaporkan dari theguardian.com, DHS tidak secara rinci menyebutkan plot tertentu tapi merujuk kepada "lingkungan ancaman yang meningkat di seluruh AS" yang mereka yakin "akan tetap ada" selama berminggu-minggu lamanya.
Bukan hal janggal bagi pemerintah federal untuk memperingatkan penegak hukum lokal melalui buletin mengenai prospek kekerasan terikat pada peristiwa atau tanggal tertentu, seperti pada kemerdekaan AS 4 Juli.
Namun buletin ini yang diisukan melalui sistem departmen penasihat terorisme nasional, perlu dicatat karena secara efektif menempatkan administrasi Biden dalam posisi yang diperdebatkan.
Pertama, penggambaran atau karakterisasi tindakan yang dimotivasi oleh ideologi politik dan juga menunjukkan jika administrasi Biden melihat kekerasan yang bertujuan untuk membatalkan pemilu mirip dengan terorisme.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR