Advertorial
Intisari-online.com -Pemakzulan Presiden oleh Senat ketiga telah resmi dimulai pada 17 Januari lalu.
Namun jika voting pemakzulan berakhir, investigasi terkait Presiden dan perusahaannya, Trump Organization, masih belum berakhir.
Investigator di New York dan DPR yang telah dikuasai oleh Demokrat memiliki beberapa permintaan yang akan diteruskan sampai kampanye presiden.
Fokus mereka akan tertuju pada area yang selalu disembunyikan Trump: keuangannya.
Investigasi terkait hal ini rupanya telah terjadi hampir setahun, Trump sendiri telah mengisi tuntutan hukum untuk memblokir akses firma akuntannya Mazars USA dan Bank Deutsche Bank serta Capitol One.
Kini, karena masalah ini lebih lama dari masalah pemakzulan, maka tentunya investigasi terkait hal ini akan dikaitkan dengan jadwal persidangan pemakzulan.
Argumen oral dijadwalkan pada Maret dan keputusan akan dikeluarkan pada Juni.
Di balik layar, investigator mengumpulkan bukti dan wawancara para saksi, tetapi keputusan besar masih belum dapat dikeluarkan.
Hal ini karena harus menunggu apakah investigator mampu mereview catatan pajak dan finansial Presiden, dan mengeluarkan hasilnya saat pemilu AS 2020.
Kasus yang menjadi ancaman hukum terbesar untuk perusahaan Trump adalah investigasi kriminal oleh kantor jaksa penuntut Distrik Manhattan.
Kantor jaksa penuntut tersebut menginvestigasi apakah Presiden dan perusahaannya melanggar hukum negara terkait pembayaran untuk mengusir wanita yang dikabarkan memiliki hubungan gelap dengan Trump.
Investigasi masih mencari apakah catatan bisnis diisi dengan pernyataan yang dipalsukan dan jika ada hukum pajak yang dilanggar, sesuai dengan pendapat pakar investigasi hal yang bersangkutan.
Investigasi kriminal meliputi pembayaran, yang menurut jaksa penuntut, yang merangkum beberapa paragraf di pengadilan yang menggambarkan cakupan permintaan yang bersangkutan.
Jumat lalu, Bill de Blasio, walikota New York City mengatakan kantornya meminta jaksa penuntut untuk menginvestigasi perbedaan yang dikuak oleh artikel ProPublica.
Artikel tersebut adalah artikel mengenai Trump Organization mengatakan pihak pajak dan para investor mengenai bisnisnya.
Investigator telah mewawancarai Michael Cohen, mantan pengacara Trump, dan David Pecker, orang kepercayaan Trump yang menjalankan koran nasional The National Enquirer.
Jaksa penuntut meminta Mazar infro terkait pengembalian pajak bisnis dan personal milik Trump, dan Presiden memblokir akses firma akuntan tersebut untuk menunjukkan datanya.
Maret 2019, Pengadilan Umum New York luncurkan investigasi mengenai pendanaan Trump untuk beberapa proyek komersial.
Penyelidikan diminta atas dasar kesaksian konggres yang menyatakan dia mengakui Trump meningkatkan asetnya.
Deutsche Bank menuruti permintaan jaksa penuntut bulan berikutnya dan mulai memberikan dokumen-dokumen yang berkaitan, termasuk email dan dokumen yang dipinjamkan.
Dokumen tersebut terkait dengan bisnis Hotel Internasional Trump di Washington DC, resort Trump National Doral di Miami, Hotel dan Menara Internasional Trump di Chicago dan usaha gagal Trump untuk membeli tim football nasional Buffalo Bills.
Deutsche Bank, yang telah meminjamkan lebih dari 300 juta dolar AS kepada Trump Organization menurut data rahasia keuangan Trump, adalah salah satu dari banyak bank global besar yang mau melaksanakan bisnis dengan keluarga tersebut.
Kongres telah meluncurkan investigasi terkait keuangan Trump di awal tahun lalu saat konselor spesial Robert Mueller menginvestigasi ke Rusia saat pemilihan presiden.
Pihak legislatif mengatakan permintaan ini sangat luas dan mencari dari hubungan keuangan Trump dengan pemerintahan luar negeri sampai apakah hukum pelarangan praktik cuci uang atau etika ferderal perlu diketatkan.
Baca Juga: 5 Cara Membuat Masker Lidah Buaya untuk Kulit Wajah Kencang dan Bebas Kerut
Saat ini, Komite Intelijen telah terfokus pada pemakzulannya.
Trump sendiri telah menambah tim pengacaranya, Alan Dershowitz adalah pengacara yang baru bergabung.
Ia mengatakan berencana merevisi argumen 1868 yang telah digunakan saat sidang pemakzulan Mantan Presiden Andrew Johnson.
Rencananya, itulah senjatanya saat berargumen di hadapan senator.
Dilansir dari CNN, Dershowitz akan memparafrase Benjamin Curtis dari Kejaksaan Agung, yang dulu bertugas sebagai ketua konselor saat pemakzulan Mantan Presiden Johnson.
Parafrasenya adalah framing yang dilakukan Konstitusi untuk melangsungkan pemakzulan memerlukan "tindakan kriminal."
Dershowitz akan berargumen demikian karena tuduhan DPR tidak termasuk aksi kriminal, sehingga tidak diperlukan saksi.
Jika alasan ini menang, maka tidak perlu lagi ada alasan untuk kesaksian atau argumentasi selanjutnya.
"Curtis sukses berargumen kepada Senat jika aksi kriminal diperlukan untuk dilakukan pemakzulan. Argumen tersebut menang. Aku akan menggunakan argumen tersebut sebagai pengacara Trump yang membelanya dari pemakzulan.
"Itu tugasku. Sangatlah jelas. Aku pernah melakukannya sebelumnya," ujar Dershowitz yang juga profesor hukum konstitusional di Harvard.
Titik berat argumennya adalah tuduhan yang diajukan Senat bukan termasuk hal-hal kriminal.
Nancy Pelosi, Juru Bicara dan Ketua DPR berpidato mengenai dua artikel terkait pemakzulan melawan Trump kepada Senat minggu lalu.
Ia menuduh Presiden melakukan tindakan sewenang-wenang dengan kekuasaannya dan menghalangi Konggres.
Sidang senat dimulai besok Selasa, 21/1/2020, di mana Republik dan Demokrat akan berperang menentukan resolusi untuk aturan sidang.
Setelah itu, argumentasi pun akan dimulai.
Menurut Dershowitz saat ia mengatakan kepada ABC News, menghalangi konggres dan penggunaan kekuasaan semena-mena bukanlah kriteria konstitusional untuk pemakzulan, seperti yang ditetapkan oleh pendiri negara ini.
Konstitusi mengatkaan presiden dapat dimakzulkan untuk "Pengkhianatan, Penyuapan, atau kejahatan besar lainnya dan perbuatan kurang baik," tetapi pernyataan itu tidak mendefinisikan "kejahatan besar dan perbuatan kurang baik."
Noah Feldman, professor hukum konstitusional Harvard yang bersaksi kepada Konggres di Desember lalu mengatakan frase tersebut berarti "penggunaan kantor presiden untuk keuntungan pribadi atau mengkorupsi proses pemilihan atau menumbangkan keamanan nasional Amerika Serikat."
Dengan ini, apa yang dilakukan Trump dianggap belum cukup kriminal untuk sampai dimakzulkan.
Dershowitz juga mengatakan ia tidak akan bergabung pada diskusi setiap hari oleh tim pengacara, dan ia hanya akan ada di sana untuk berargumen mengenai kriteria konstitusi mengenai pemakzulan, yang menurutnya "argumen paling penting di lantai Senator."
Presiden sendiri telah membanggakan Dershowitz, yang terkenal kontroversial.
Namun Dershowtiz telah mengatakan rekan-rekannya dia awalnya tidak ingin terlibat pada sidang pemakzulan Trump.
Ia bergabung setelah mendapat banyak tekanan dari Gedung Putih selama beberapa minggu, menurut sumber yang terlibat mengenai isu ini.
Meski begitu, Dershowitz mengaku percaya diri dan yakin mampu membujuk Senat.