Advertorial
Intisari-online.com -Sekte religius yang anggotanya mengaku telah terpilih oleh Tuhan memaksa wanita hamil dan kelima anaknya untuk berjalan melewati api.
Hal tersebut adalah bagian dari ritual pemujaan setan.
Melansir independent.co.uk, polisi melaporkan tujuh warga desa telah terbunuh oleh anggota sekte awal minggu ini, sementara 14 yang lain ditemukan polisi terikat dan dipukuli di suatu kuil.
Sekte bernama "The New Light of God" adalah sekte buatan yang dibuat oleh sekelompok orang yang mengaku terpilih oleh Tuhan untuk mengorbankan mereka yang tidak percaya.
Bahkan, mereka akan mengorbankannya walaupun orang tersebut adalah keluarga mereka sendiri.
Sekte ini beroperasi di El Terron, Panama.
Saat ini 9 warga desa telah tertangkap atas dugaan pembunuhan, termasuk kakek dan 2 paman dari kelima anak yang tewas tersebut.
Ketua suku, Evangelisto Santo, mengatakan "tidak ada yang menduga ini akan terjadi", dan mengaku ia telah lalai dari mengawasi perkembangan sekte yang dipercaya oleh sebagian kaumnya.
Ia menambahkan jika orang lokal telah mengabaikan grup religius tersebut.
Sekte tersebut berkembang pertama kali setelah warga desa kembali ke El Terron setelah sebelumnya pergi ke luar negeri.
Setelah kembali, ia membawa kepercayaan baru yang aneh.
"Banyak orang menari dan menyanyi dan tidak ada yang benar-benar memperhatikan karena kami mengira mereka sedang berdoa kepada Tuhan," ujar Santo mewakili sukunya.
Itu adalah sebelum salah satu anggota sekte mengumumkan ia mendapatkan pandangan, yang mengatakan semua orang di desa tersebut harus membayar dosa mereka atau mati.
Minggu lalu, anggota sekte mulai menyeret korban ke sebuah gereja, dan mereka dipukuli dengan tongkat.
Anggota sekte juga berdiri dengan belati tajam, bersiap-siap untuk menyerang mereka yang gagal membayar dosa dengan tindakan yang memuaskan mereka.
El Terron terletak di jantung hutan wilayah Ngabe Bugle, teritori pesisir Karibia.
Baca Juga: 5 Cara Membuat Masker Lidah Buaya untuk Kulit Wajah Kencang dan Bebas Kerut
Saat ini, desa di Panama tersebut masih terisolasi dari dunia modern.
Penduduk yang tinggal di sana adalah 300 orang, hidup sebagai petani ketela pohon dan padi, dan mereka sebagian besar adalah Katolik Roma.
Kamis, pengacara lokal Rafael Baloyes menggabarkan apa yang telah ditemukan para investigator saat mereka datang di arena pembantaian.
"Mereka mencari keluarga korban untuk melaksanakan ritual dan mereka membunuh keluarga ini bersamaan, memperlakukan dengan kasar dan membunuh satu keluarga," ujar Baloyes.
"Mereka melakukan ritual di dalam struktur mereka. Dalam ritual tersebut ada orang-orang yang ditahan melawan kehendak mereka dan dikasari.
"Tujuannya adalah untuk membunuh mereka, jika mereka tidak membayar dosa mereka."
Josue Gonzalez, suami dari wanita hamil tersebut, seorang petani, berhasil menyelamatkan anaknya perempuan berumur 5 tahun dan laki-laki berumur 7 tahun.
Sementara itu anaknya yang berumur 15 tahun berhasil meloloskan diri dengan caranya sendiri.
Namun ia tidak dapat menyelamatkan istrinya atau kelima anaknya yang lain sebelum polisi datang dengan helikopter.
Saat polisi datang, mereka menemukan istri Gonzalez dan anaknya serta tetangga mereka telah terpenggal dan dikubur.
Anggota sekte yang ditahan antara lain ayah Gonzalez dan warga desa yang mengatakan kedua saudara pria Gonzalez telah mendeklarasi mereka sebagai nabi dari sekte tersebut.
Profesor studi agama terkhusus di Amerika Latin Universitas Virginia Commonwealth, Andrew Chesnut mengatakan jika insiden konsisten dengan praktik sekte ekstremis.
"Dari pengorbanan keagamaan pada sekte ekstremis, tidak ada bukti keyakinan lebih besar dari mengorbankan anggota keluarga mereka sendiri," ujarnya.