Advertorial
Intisari-online.com -Empat tahun Trump telah menjabat, ada istilah bernama Trumpisme.
Trumpisme adalah istilah untuk menggambarkan kekacauan yang telah dibuat oleh Presiden Donald Trump.
Beberapa kekacauan ini antara lain mundurnya AS dari perjanjian perubahan iklim Paris, mundurnya AS dari perjanjian nuklir Iran, dan memberi tangan terbuka kepada para diktator dunia.
Kini kondisi tersebut mungkin masih bisa berubah, dengan pemilu AS sedang dilaksanakan dan ada calon pengganti Donald Trump, yaitu Joe Biden.
Namun sayang, harapan tatanan dunia lama hanya tinggal harapan.
Bahkan jika Joe Biden memenangkan pemilu ini, ia tidak bisa mengembalikan kondisi dunia sejak pergantian kebijakan luar negeri yang diambil Trump.
Meskipun kandidat Demokrat tersebut telah mengatakan ia akan bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris, mencari cara menyelamatkan perjanjian nuklir Iran, mengabaikan para diktator dan berbaik-baik dengan sekutu lawas AS, tapi kita tidak boleh berharap terlalu banyak.
Melansir CNN, jika Biden menang, tahun pertama pemerintahan Biden akan berpusat kepada menyelamatkan negara dan ekonomi dari pandemi.
Baca Juga: Heboh Netizen Sebut Jika Trump Menang Bakal Ada Perang Sipil Lagi, 'Aku Bebas Berbuat Apa Saja'
Kebijakan luar negeri terpaksa dikesampingkan: AS tidak ingin terjebak dalam masalah dunia lagi karena masalah dalam negeri sudah cukup banyak.
Perjanjian perdagangan besar era Obama yaitu Trans-Pasifik, sebuah upaya cerdas yang justru dibuang oleh Donald Trump, justru disebut tidak akan bisa lewati Kongres AS.
AS juga sepertinya sudah akan alami ketegangan tingkat dewa dengan Beijing, siapapun yang duduk di Kursi Gedung Putih.
AS tak bisa dengan mudah mengatakan mereka akan kembali mengatur dunia lagi.
Kebijakan yang diambil Trump telah terjadi dan telah mengubah posisi AS dari dunia.
Utusan asing di Washington memperingatkan bahwa dislokasi politik yang menyebabkan kenaikannya dapat melahirkan presiden nasionalis lainnya dalam empat tahun mendatang.
Jadi mengapa Iran melakukan lebih banyak kesepakatan ketika AS bisa keluar lagi?
Saat warga AS ribut karena badai tweet pagi hari, pemakzulan dan renungan Presiden tentang menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh, pesaing AS sibuk menggeser posisi AS.
Baca Juga: Meningkatnya Ketegangan Tak Bisa Dihindari, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran
China telah mengkonsolidasikan basis kekuatannya di Asia dan melenturkan bobotnya secara global.
Uni Eropa mulai membayangkan dunia tanpa jaminan kekuatan AS.
Rusia pun akan semakin mudah membuat kerusakan di mana pun mereka inginkan.
Kepresidenan Biden mungkin menawarkan stabilitas yang lebih strategis dan lebih sedikit gangguan - dan tangan yang lebih mantap pada pemicu nuklir.
Tapi jangan berharap kepemimpinan global yang dominan di dunia yang terpecah belah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini